Suro Negoro Basuki alias Sinyo saat memberi makan ular peliharaannya jenis king cobra di depan rumahnya di RT 012/RW 003, Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Minggu (2/2/2020). (Abdul Jalil-Madiunpos.com)
Madiunpos.com, MADIUN -- Seorang pemuda asal Kabupaten Madiun bernama Suryo Negoro Basuki memiliki hewan peliharaan ekstrem, yaitu ular king cobra. Ia bahkan tidur sekamar dengan ular paling berbisa di dunia tersebut.
King cobra tersebut berusia 12 tahun dengan berat 13 kg dan panjangnya sampai 4,3 meter. Pemuda 29 tahun itu memberi nama peliharaannya itu Tejo Suprakoso.
Racun yang dimiliki king cobra terdiri dari sitotoksin dan neurotoksin, termasuk alfa-neurotoksin dan three-finger toxins. Racun tersebut memengaruhi sistem saraf pusat korban, mengakibatkan rasa sakit yang parah, penglihatan kabur, vertigo, kantuk, dan akhirnya kelumpuhan.
Racun king cobra dapat berkembang menjadi kolaps kardiovaskular dan korban mengalami koma, serta kematian akan segera terjadi karena kegagalan pernapasan. Orang yang terkena dapat meninggal dalam waktu 30 menit setelah dipatuk. King cobra tidak dapat menyemburkan bisa seperti kobra lainnya.
Saat Madiunpos.com datang ke rumahnya di RT 012/RW 003, Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Minggu (2/2/2020) lalu, Suryo atau yang akrab disapa dengan nama Sinyo itu sedang memberikan makan king cobra-nya berupa seekor ular tanah. Terlihat bagaimana si raja kobra ini menggigit dan melahap mangsanya.
Kenalkan Pahing, Sapi Istimewa Asal Blitar yang Punya 2 Mulut dan 4 Mata
Butuh waktu sekitar satu jam untuk Tejo menelan seluruh badan ular yang panjangnya mencapai 2 meter itu. Ular tanah mangsanya itu pun tampak lemah setelah menerima gigitan berbisa dari sang raja kobra. Ular kecil itu beberapa kali terlihat melawan sang raja dengan menggigit tubuhnya.
Namun, sang raja kobra tidak merasa mendapatkan serangan itu. Tejo dengan tenang dan seksama melumat tubuh ular malang itu dengan perlahan.
Sinyo menceritakan Tejo merupakan hewan peliharaan kesukaannya. Ia mengaku sudah jatuh hati pada Tejo sehingga ia selalu merawat binatang buas itu dengan penuh kasih sayang.
Pemuda yang kini bekerja di tempat wisata Umbul Square Madiun itu mengatakan Tejo sudah dirawatnya sejak masih kecil. Ia mendapatkan Tejo bayi dari temannya di Surabaya.
Bekas Sumur Minyak Di Bojonegoro Keluarkan Lenthung, Warga Penasaran
Setelah mendapatkan anakan king cobra itu, ia pun mulai merawatnya. Saat masih kecil, Tejo selalu ditempatkan di kandang. Hal ini karena bayi king cobra jauh lebih berbahaya dibandingkan setelah dewasa.
"Saya mulai pelihara ini dari bayi lah. Sampai satu tahun, saya enggak berani pegang king cobra ini dan ditempatkan di kandang terus. King cobra yang masih kecil justru berbahaya karena sembarangan dalam menggigit. Kalau yang dewasa pola penyeranganya bukan seperti itu," kata dia.
Untuk makannya, Sinyo selalu memberikan anakan tikus dan ular. King cobra merupakan salah satu jenis ular kanibal atau yang memakan sesama ular.
Setelah dewasa, Sinyo mengaku baru berani memegang Tejo. Ia mengaku belum pernah digigit atau pun diserang hewan melata itu. "Ular king cobra ini tidak bisa jinak. Makanya saya membatasi diri untuk melakukan kontak langsung dengan si ular," jelasnya.
Keren! Dari Sedotan Bambu, Pemuda Madiun Raih Omzet Rp90 Juta/Bulan
Saat masih kecil, Tejo pernah mengalami sakit dan hampir dua bulan tidak mau makan. Saat itu, ia membawanya ke dokter hewan, tetapi malah ditolak dokter hewan karena tidak berani mengobati hewan ini.
"Si Tejo ini dari kecil memang agresif. Sampai sekarang pun tetap galak, karena sudah menjadi karakternya," kata dia.
Setelah bertahun-tahun merawat si Tejo hingga sekarang, Sinyo mengaku sudah menemukan chemistry dengan si ular. Ia pun beranggapan si ular pun juga sudah nyaman dengannya. Hal itu dibuktikan dengan si Tejo tidak pernah menyerangnya meski berada di lokasi yang sama.
Ia pun kerap tidur bersama si Tejo di kamarnya. Bahkan, tubuh Sinyo kerap dilewati sang raja kobra. Tetapi Tejo tidak pernah menyerang atau menggigitnya.
Alhamdulillah, Warung Bakso yang Diterpa Hoaks Daging Tikus Kini Ramai Lagi
Meski demikian, ia mengaku kadang ada rasa takut. Terlebih ular jenis ini karakternya tidak bisa jinak dan memiliki bisa paling mematikan. Saat istrinya di rumah, Sinyo selalu mengandangkan Tejo karena khawatir akan menyerang istrinya yang belum terlalu dikenal.
"Istri saya saat ini kan kuliah di Solo. Kalau pulang ke rumah ya pasti saya taruh ke kandang. Ya ada ketakutan juga," kata dia.
Tejo diberi makan sepekan sekali. Pakannya memang khusus ular. Ini dilakukan supaya ular itu mengonsumsi sesuai rantai makanannya.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.