Kategori: News

Garam Probolinggo Dijual ke Luar Daerah demi Harga Berlipat

Madiunpos.com, PROBOLINGGO -- Harga garam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, masih stagnan di kisaran Rp1.000 hingga Rp1.200 per kilogram. Akibatnya, garam yang dihasilkan petani Probolinggo dijual ke luar daerah.

"Untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi, maka para petani lokal menjual garamnya ke luar daerah yang menjadi kabupaten tetangga," kata salah seorang petani garam di Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Buhar, Selasa (29/1/2019).

Dia menambahkan harga garam di pasar luar daerah lebih menggiurkan dibandingkan harga yang ditawarkan pedagang lokal di Kabupaten Probolinggo, sehingga petani menjual garam ke beberapa kabupaten/kota lain untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

"Harga garam di luar daerah bisa dua kali lipat dibandingkan harga lokal di Kabupaten Probolinggo karena saat ini harga jual di luar daerah paling murah Rp2.000 per kilogram," tuturnya.

Buhar menjelaskan murahnya harga garam tersebut karena persediaan garam lokal melimpah dan harganya anjlok hingga Rp1.000 per kilogram, namun sebagian petani memiliki jaringan dengan pedagang luar daerah dan menjualnya ke pasar yang harga jualnya cukup bagus.

"Kami menjual garam untuk pengasinan ikan, sektor industri, dan pertanian ke Surabaya, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi dengan kapasitas 40 ton setiap bulan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keuntungan petani garam di Probolinggo," ucap Buhar yang juga Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo.

Buhar mengatakan produksi garam 2018 di Kabupaten Probolinggo cukup melimpah, bahkan Pemerintah Kabupaten Probolinggo menargetkan sebesar 20.000 ton dan sepertinya bisa tercapai target tersebut.

"Saat harga garam murah di pasar lokal, para petani juga resah karena isu impor garam yang akan dilakukan pemerintah pada tahun 2019 dengan alokasi sebanyak 2,7 ton, sehingga hal tersebut akan berdampak pada harga garam lokal," katanya.

Isu impor garam, lanjut dia, membuat petani galau karena jika impor dilakukan, maka harga garam lokal akan anjlok, meskipun alasan pemerintah melakukan impor hanya untuk kebutuhan industri.

"Persoalannya terkadang garam impor itu juga masuk ke pasar konsumsi yang biasanya diisi oleh petani garam lokal dan di sisi lain kalau sudah ada impor, maka beberapa pabrik yang menjadi mitra petani tidak lagi menyerap garam lokal karena kualitas garam impor lebih baik," ujarnya.

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Malam Penganugerahan Sukses Digelar, Inilah Para Jawara Pegadaian Media Awards 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian sukses menggelar Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards (PMA) 2025 “Bersama… Read More

2 hari ago

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

5 hari ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Dorong Akses Pendidikan di Timur Indonesia melalui Kapal Literasi Moh. Hatta

Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga, Solusi Cepat dan Ringan untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More

4 minggu ago

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

4 minggu ago

This website uses cookies.