Harga sembako mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Di Malang, harga beras tembus Rp9.000 per kg.
Solopos.com, MALANG — Harga beras kualitas medium di Malang dan sekitarnya sudah merangkak naik menjadi Rp9.000 per kg, jauh lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.600 per kg, karena minimnya pasokan beras sehubungan belum memasuki musim panen.
Kepala Bulog Malang Arsjad mengatakan dengan melambungnya harga beras, bahkan kelas medium, di pasar maka mengindikasikan bahwa pasokannya sangat terbatas.
“Karena itulah, penetrasi pasar mendesak untuk dilakukan,†kata Arsyad dihubungi dari Malang, Kamis (1/1/2015).
Instrumen yang paling baik untuk melakukan penetrasi pasar atas komoditas beras, kata dia, yakni melalui operasi pasar (OP).
Ada tiga kegiatan OP yang bisa digelar Bulog Malang, yakni OP bahan-bahan makanan yang bekerja sama dengan Pemprov Jatim, OP Cadangan Beras Pemerintah, dan OP Khusus Cadangan Beras Pemerintah.
Namun OP beras yang paling efektif, yakni OP Khusus Cadangan Beras Pemerintah dengan pertimbangan langsung mengena ke sasaran, yakni keluarga miskin, kelompok masyarakat yang paling terdampak atas kenaikan harga komoditas tersebut.
Selain itu, jumlah yang diterima rumah tangga sasaran (RTS) juga signifikan, yakni masing-masing sebanyak 15 kg.
Namun, kata Arsyad, pemda masih salah paham atas kegiatan tersebut. Kegiatan yang dimaksudkan sebagai pengganti penyaluran raskin itu belum dianggarkan dalam APBD masing-masing daerah.
APBD masing-masing daerah masih mengaggarkan dana operasional penunjang penyaluran raskin sehingga mereka takut disalahkan jika dananya dialihkan untuk mendukung kegiatan tersebut.
“Jadi kami perlu meyakinkan pemda bahwa dukungan APBD atas kegiatan tersebut tidak melanggar ketentuan dan mereka akhirnya mengerti,†ujarnya.
Karena ada daerah yang langsung bisa melaksanakan kegiatan tersebut, yakni Kota Batu. Sedangkan daerah lainnya, yakni Kota Malang, Kab. Malang, Kab. Pasuruan, dan Kota Pasuruan akan dilaksanakan pada Senin (5/1/2015).
Sedangkan kegiatan  OP beras dengan bahan makanan lainnya, seperti minyak goreng, gula, dan tepung atas kerja sama Bulog dengan Pemprov Jatim.
Lewat kegiatan tersebut, Pemprov Jatim menyubsidi ongkos angkut sehingga harga komoditas yang diperdagangkan menjadi lebih murah bila dibandingkan harga pasar.
Contohnya beras premium hanya dijual Rp8.600 per kg lebih murah daripada harga di pasar karena mendapatkan subsidi Rp250 per kg.
Gula Rp8.500 per kg dengan subsidi Rp750 per kg, minyak goreng Rp9.700 per kg dengan subsidi Rp2.000 per kg, dan tepung Rp7.000 dengan subsidi Rp500 per kg.
Volume komoditas untuk kegiatan terse but, yakni 100 ton beras, 100 ton minyak goteng, 11 ton minyak goreng, dan 100 ton gula pasir.
“Setiap hari kami membawa masing-masing 1 ton di setiap titik. Serapannya mencapai 60% dari stok yang disediakan,†ujarnya.
“Dampaknya sudah terasa, yakni harga beras tidak terus merangkak naik. Harga gula bahkan turun drastis sehingga harganya lebih rendah dari harga gula OP, yakni hanya Rp8.300 per kg,†ujarnya.
Sedangkan OP Cadangan Beras Pemerintah, Bulog menjual beras medium   hanya seharga Rp7.200 per kg, jauh lebih murah daripada harga di pasar yang di kisaran Rp9.000, tapi pelaksanaannya masih menunggu kesiapan pemda.
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menunjukkan komitmen seriusnya dalam mendukung Employee Well-being dan mengapresiasi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian menegaskan keseriusannya dalam memberantas praktik fraud di seluruh lini bisnis. Komitmen anti fraud… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian raih pencapaian monumental dalam transformasi digitalnya. Super Apps, Tring! by… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian meluncurkan apps terbarunya, Tring!. Dirancang dengan fokus pada kecepatan dan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Di tengah pencapaian kinerja yang berkilau, PT Pegadaian mendapat apresiasi sebagai perusahaan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali meraih penghargaan bergengsi “Indonesia Best CX-EX Strategy Award 2025”. Penghargaan… Read More
This website uses cookies.