Hari Santri Nasional, panitia peringatan HSN Madiun menyesalkan sikap Pemkot yang tidak memfasilitasi malah meminta biaya sewa Lapangan Gulun.
Madiunpos.com, MADIUN -- Panitia peringatan Hari Santri Nasional di Kota Madiun menyayangkan sikap Pemkot Madiun yang tidak memfasilitasi perayaan hari besar yang baru kali pertama digelar itu.
Salah satunya, panitia diminta membayar uang sewa Lapangan Gulun yang digunakan untuk menggelar apel hari nasional tersebut.
Peringatan Hari Santri Nasional di Kota Madiun dipusatkan di Lapangan Gulun, Sabtu (22/10/2016) pagi. Perayaan hari besar yang ditetapkan Presiden Joko Widodo tahun lalu itu digelar dengan kegiatan apel, kirab, donor darah, dan kegiatan keagaaman.
Apel santri diikuti 6.000 orang dari berbagai pondok pesantren dan sekolah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Maarif NU. Dalam peringatan hari besar itu, Wali Kota Madiun, Bambang Irianto, tidak tampak dan diwakili kepala SKPD terkait.
Salah seorang panitia Peringatan Hari Santri Nasional Kota Madiun, Wiyono, mengatakan awalnya panitia berencana menyelenggarakan peringatan hari besar nasional itu di Alun-alun Kota Madiun, tetapi Wali Kota Madiun, Bambang Irianto, tidak memperbolehkan. Wali Kota menyaranka perayaan dilaksanakan di Lapangan Gulun atau lapangan lainnya.
Alasan Wali Kota, Alun-alun Kota Madiun hanya boleh digunakan untuk kegiatan Pemkot Madiun sehingga kegiatan yang digelar oleh selain Pemkot tidak diperbolehkan. Panitia peringatan Hari Santri Nasional juga diminta membayar uang sewa Lapangan Gulun senilai Rp1,25 juta untuk sehari.
"Panitia akhirnya patungan mencari dana untuk membayar sewa Lapangan Gulun. Padahal, Hari Santri Nasional kan hari besar yang ditetapkan pemerintah. Hla ini pemerintah kota tidak memfasilitasi malah menarik sewa," jelas dia kepada wartawan.
Menurut Wiyono, peringatan Hari Santri Nasional mungkin dianggap belum menjadi bagian dari hari besar nasional seperti Hari Kebangkitan Nasional dan hari besar lain. Karena itulah, warga yang memperingati Hari Santri Nasional tidak difasilitasi pemerintah.
"Kami diperbolehkan menggunakan lapangan untuk peringatan hari itu, tapi ya itu harus membayar uang sewa. Ini kan lucu. Bayar sewanya di DPU," ujar dia.
Rois Suriyah PCNU Kota Madiun, Hafid Azazudin, menganggap Hari Santri Nasional belum menjadi hari besar di Kota Madiun. Hal itu terbukti dengan tidak adanya dukungan Pemkot Madiun.
Menurut Hafid, seharusnya pada peringatan Hari Santri Nasional itu tidak hanya diperingati dengan kegiatan apel, tetapi bisa dengan upacara bendera. "Kami berharap peringatan Hari Santri Nasional tahun depan bisa upacara bendera, tidak hanya sekadar apel," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Madiun, Agus Siswanta, belum bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi. Demikian juga, Wali Kota Madiun, Bambang Irianto.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.