Ilustrasi--Petugas melakukan sterilisasi ruang pubik. (detik.com)
Madiunpos.com, MADIUN -- Banyaknya pemberitaan soal virus corona membuat banyak orang khawatir mereka terpapar virus Covid-19. Banyak orang yang langsung datang ke RS dan meminta dicek corona begitu mengalami gejala flu dan demam.
Banyak netizen yang membagikan pengalaman mereka soal "tes corona". Padahal menurut dokter, berdasarkan pengalaman yang mereka ceritakan di media sosial itu,ternyata yang mereka lakukan itu bukan tes corona. Padahal mereka sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp700.000. Blaik...
Mengutip detik.com, dalam berbagai unggahan tentang "tes corona", netizen melakukan tes tersebut atas inisiatif sendiri demi mendapatkan surat sehat. Kadang-kadang, atas permintaan perusahaan.
Corona Menyerang, Kemenag Kota Madiun Pastikan Pemberangkatan Haji 2020 Masih Sesuai Jadwal
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan antara lain mencakup pemeriksaan suhu tubuh, berat badan, tensi, cek darah, serta rontgen paru. Selembar surat keterangan sehat didapatkan setelah menjalani rangkaian pemeriksaan tersebut.
Menurut dokter penyakit dalam, dr. Dirga Sakti Rambe SpPD, tes yang banyak dibahas di media sosial tersebut dipastikan bukan tes virus corona Covid-19 yang sebenarnya. Tidak lain itu adalah general check up biasa.
"Selama nggak swab, nggak bisa dipastikan corona," kata dr. Dirga.
Sementara Ini Jangan Ziarah Ke Makam Gus Dur Dulu, Ini Alasannya
Cek swab adalah cek usapan lendir saluran napas yang diperiksa di laboratorium. Dalam berbagai testimoni "tes corona" yang viral, tes ini tidak pernah disebutkan.
Jadi seperti apa tes corona yang sebenarnya? Berikut rangkumannya:
Tes swab merupakan proses pengambilan sampel lendir dari saluran pernapasan. Caranya dengan mengusap tenggorokan melalui mulut dan hidung.
Hal ini dilakukan karena virus corona sama seperti flu, yaitu menyerang saluran pernapasan, sehingga hasil dari sampel tersebut akan diuji kebenarannya di laboratorium.
Sampel yang telah dikumpulkan akan disimpan di dalam tabung atau botol steril dan akan dikirim ke laboratorium untuk diuji. Pengirimannya pun tak bisa dilakukan secara sembarangan, karena suhu dari sampel spesimen harus dijaga agar tetap dingin.
Menurut Food and Drug Administration (FDA), waktu pengiriman spesimen tak boleh melebihi 72 jam. Karena jika terlalu lama virus dan materi genetik di dalam spesimen akan menurun, dan bisa menyebabkan hasil yang kurang valid.
Setelah tiba di laboratorium, para teknisi akan melakukan serangkaian uji tes pada sampel spesimen dengan prosedur RT-PCR. Nantinya spesimen tersebut akan ditelusuri apakah mengandung jejak genetik dari virus corona atau tidak.
Apabila hasil tes tersebut mengatakan terdapat virus corona di dalamnya, para teknisi pun harus melakukan pengecekan ulang agar hasilnya bisa dikatakan valid.
Umumnya hasil tes corona dengan metode RT-PCR akan keluar dalam waktu kurang dari 24 jam.
Nah, sekarang kalian sudah paham kan.
Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More
Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
This website uses cookies.