Kemiskinan Kultural Masih Jadi Penghambat Pengentasan Orang Miskin Di Ponorogo

Madiunpos.com, PONOROGO — Kemiskinan kultural menjadi persoalan di Kabupaten Ponorogo yang masih sulit dicarikan solusi. Sementara angka kemiskinan di Kabupaten Reyog ini pada tahun 2019 sekitar 9,64%.

Dalam lima tahun terakhir adan tren penurunan angka kemiskinan di Ponorogo. Pada 2015 angka kemiskinan sebesar 11,91%, 2016 sebesar 11,75%, 2017 sebesar 11,39%, 2018 sebesar 10,36%, dan 2019 sebesar 9,64%. Salah satu penghambat pengentasan kemiskinan adalah kultur.

“Orang disebut miskin karena pendapatannya rendah. Harusnya kan orang ini meningkatkan kinerjanya. Tetapi yang sering ditemui justru ada orang yang berpendapatan rendah, tapi pukul 09.00 pagi sudah merokok di warung kopi. Waktu ditanya, jawabnya hidup ini cuma satu kali, santai saja,” kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, dalam siaran pers Pemkab Ponorogo, Kamis (6/2/2020).

Pembuang Mayat Bayi di Sawah Ponorogo Terungkap, Polisi Tetapkan Dua Tersangka

Menurut Bupati, kemiskinan kultural ini menjadi ganjalan tersendiri bagi penurunan angka kemiskinan secara umum. Dia menjelaskan akan lebih mudah menurunkan angka kemiskinan di kisaran 23% menjadi 20% ketimbang menurunkan angka kemiskinan yang sudah di bawah 15% menuju 10%.

Dengan alasan itu, Pemkab Ponorogo hanya menargetkan penurunan angka kemiskinan 0,3% pada tahun 2020.

Meski demikian, Pemkab tidak akan berhenti melakukan upaya maksimal untuk menekan angka kemiskinan. Salah satunya yaitu edukasi untuk memberikan kesadaran tentang perlunya kerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Penasaran Di Mana Titik Nol Kilometer Ponorogo? Ini Lokasinya

Pencapaian angka kemiskinan di bawah 10% pada 2019 dinilai suatu kemajuan. Karena dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Ponorogo 2016-2021, target angka kemiskinan di bawah 10% baru akan dicapai tahun 2021.