Kategori: News

KISAH INSPIRATIF : Catur Adi Sagita Bangun Rumah untuk Ortu dari Hadiah Lomba Catur

Kisah inspiratif, perjalanan Catur untuk menjadi seorang atlet catur profesional penuh tantangan.

Madiunpos.com, PACITAN -- Perjalanan pelajar SMA Negeri 1 Pacitan, Catur Adi Sagita, 16, untuk menjadi pecatur profesional tidak mudah. Catur harus berjalan kaki sekitar 4 km untuk mengikuti program latihan dari Percasi Pacitan.

Catur merupakan anak keempat dari pasangan Supriyadi dan Suprapti, warga Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, Pacitan. Supriyadi mencari nafkah sebagai buruh tani dan Suprapti bekerja sebagai pencari kayu bakar.

Meski di tengah keterbatasan ekonomi, Catur tidak pernah menyerah untuk mewujudkan cita-citanya. Sejak namanya muncul di dunia percaturan di Pacitan, banyak mata meliriknya. Salah satunya Percasi Kabupaten Pacitan yang berniat membina anak tersebut. Percasi melihat bakat yang luar biasa dalam diri Catur.

Catur bersama ketiga kakaknya yaitu Mahendra Adi Saputra, Lovita Adiati, dan Ade Ajeng Tria Adila, berlatih di Percasi Pacitan. Saat berlatih catur, mereka bersama-sama berangkat dari rumah di Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, dengan naik angkutan umum.

Kemudian mereka turun di Terminal Arjowinangun dan harus berjalan kaki sekitar 4 km untuk sampai di tempat berlatih catur di SDN Pacitan. (baca: Pecatur Muda Pacitan Raih 3 Medali Emas di Tiongkok)

"Saya dulu kalau berangkat latihan jalan kaki dari Terminal Arjowinangun sampai ke SD Pacitan. Soalnya dulu tidak punya sepeda motor. Terus dari terminal ke sekolah juga tidak angkutan umum, jadinya jalan kaki," terang dia saat ditemui Madiunpos.com di kantor Percasi Pacitan, Kamis (17/8/2017).

Kemudian, ada seorang guru di SDN Pacitan bernama Asraf yang mengadopsi Catur. Catur kemudian tinggal dan dirawat di rumah Asraf di Desa Menadi, Kecamatan Pacitan.

"Saya awalnya sekolah di SDN Purwoasri, kemudian setelah tinggal bersama Pak Asraf, saya pindah sekolah di SDN Pacitan," jelas dia.

Selain Catur, ketiga kakaknya juga jago dalam bermain catur. Namun, yang sampai ke kejuaraan internasional hanya dirinya. Sedangkan kakaknya yang lain pernah menjadi atlet mewakili Pacitan di ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur.

Rumah Digusur

Pada saat masih SD, rumahnya juga sempat digusur karena terdampak pembangunan ring road. Dia bersama keluarganya kemudian membangun gubuk di bekas rumahnya yang kini menjadi ring road.

Dengan bimbingan secara rutin dan intensif, Catur tumbuh menjadi remaja yang semakin matang di bidang catur. Dia semakin memantapkan dirinya sebagai atlet catur. (baca juga: Pecatur Muda Pacitan Diganjar Beasiswa)

Belasan pertandingan dari mulai tingkat lokal, regional, hingga nasional mulai diikutinya. Menang dan kalah sudah menjadi hal biasa. Namun, pertandingan demi pertandingan dianggap sebagai pelajaran dan pengalaman yang berharga. Berbagai piala dan sertifikat penghargaan juga telah diraihnya.

Atas pembuktiannya di ajang regional hingga nasional itu, Catur kemudian mengikuti di kejuaraan internasional di Jogjakarta pada tahun 2010 dan mendapatkan medali emas.

Untuk membantu perekonomian keluarganya, Catur kerap mengikuti turnamen terbuka di berbagai daerah. Untuk hadiah uang yang diterima diberikan kepada orang tuanya. Terkadang dia mendapatkan hadiah senilai Rp2 juta hingga Rp3,5 juta.

Pelatih Catur di Percasi Pacitan, Resi Adji, mengagumi bakat yang dimiliki Catur di bidang permainan catur. Dia memahami permainan catur dari dasar hingga menjadi seorang profesional.

Resi mengakui Catur kerap jalan kaki sekitar 4 km untuk mengikuti latihan rutin di Percasi Pacitan. Semangat Catur untuk belajar sangat tinggi dan penuh ambisi. "Dia memang berasal dari keluarga kurang mampu. Tetapi, semangatnya untuk belajar sangat tinggi meski semuanya serba terbatas," kata Resi.

Hasil dari jerih payahnya menjuarai berbagai kejuaraan dan turnamen diberikan kepada orang tuanya. Dan kini, hasil jerih payahnya bisa untuk membangun rumah bagi orang tuanya di Desa Purwoasri.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

3 hari ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

1 minggu ago

Pegadaian Dorong Akses Pendidikan di Timur Indonesia melalui Kapal Literasi Moh. Hatta

Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga, Solusi Cepat dan Ringan untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More

4 minggu ago

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

4 minggu ago

Berkat ATM Emas, Pegadaian Raih Penghargaan Best Innovation di BRI Subsidiaries Forum Q3 2025

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More

4 minggu ago

This website uses cookies.