Masa tua bagi sebagian orang akan dihabiskan dengan berleha-leha di rumah bersama anak dan cucu-cucunya. Namun, nenek berusia 67 ini tidak.
Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Nenek ini lahir ketika pemberontakan PKI Madiun 1948 pecah. Ibunya adalah warga asli Wonogiri dan ayahnya asli Ponorogo.
Sejak masih bayi, ia sudah ikut ibunya berjualan kembang di tepi trotoar Jl Pahlawan depan Mapolresta Kota Madiun. Menginjak remaja jalan hidupnya tak berubah; ia tetap berjualan kembang.
Setelah dewasa, menikah, dan dikarunia enam orang anak, ia tetap berjualan kembang di tepi trotoar itu. Kini, ketika usianya tak lagi muda dan dikaruniai cucu empat orang, nenek ini bukannya pensiun. Ia tetap menjajakan kembang di trotoar yang sama melanjutkan ibunya yang telah berpulang pada 1990 silam.
“Pokoknya, sejak saya lahir, ibu saya sudah mengajak saya berjualan kembang di sini. Dari dulu ya di sini, enggak pindah-pindah,†ujar Sukini, nenek berusia 67 tahun itu saat mengisahkan jalan hidupnya kepada Madiunpos.com, Selasa (3/2/2015).
Sukini berjualan di trotoar hanya beralas tikar seadanya. Ia membawa payung kusam untuk menahan sengatan mentari. Kembang yang dijual nenek ini sama seperti umumnya penjaja kembang lainnya, yakni mawar, kenongo dan gading. Namun, nasib Sukini sedikit mujur karena ia berjualan di trotoar nyaris tanpa pesaing.
“Alhamdulillah di sini [trotoar] hanya saya yang jualan. Kalau di pasar mungkin banyak yang jualan kembang juga,†ujar Sukini dengan bahasa Jawa.
Selama puluhan tahun mengais rezeki di trotoar, Sukini mengaku sama sekali tak pernah terkena razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) atau petugas ketertiban lainnya. Justru jika ada petugas berseragam datang kepadanya, ia memberikan uang retribusi Rp1.000.
“Enggak ada yang melarang saya jualan. Petugas Kereta Api orangnya baik-baik. Saya dipersilakan jualan di sini karena tak mengganggu orang,†ujarnya.
Soal pendapatan setiap harinya, jangan anggap sepele. Nenek yang tinggal di Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo ini mengaku bisa membawa pulang tak kurang dari Rp100.000/ hari.
“Kalau pas malam Jumat Kliwon, kadang bisa sampai Rp350.000,†akunya.
Madiunpos.com, PHOENIX – PT Pegadaian kembali mencatatkan prestasi monumental di kancah internasional. Kali ini Pegadaian… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian sukses menggelar Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards (PMA) 2025 “Bersama… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More
Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More
This website uses cookies.