Mendikbud, Nadiem Makarim. (detik.com)
Madiunpos.com, JAKARTA -- Guru dan dan murid "dipaksa" mengenal lebih cepat metode pembelajaran jarak jauh karena pandemi Covid-19. Ada wacana metode pembelajaran yang tak memerlukan tatap muka langsung ini akan dijalankan seterusnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mewacanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan secara permanen dan hybrid. Wacana ini disampaikan Nadiem dalam rapat kerja bersama dengan Komisi X DPR RI, Kamis (2/7/2020). Pada saat itu, Nadiem berbicara tentang peta pendidikan Indonesia ke depan.
"Apa yang terjadi setelah Covid-19, setelah pandemi ini. Ada beberapa hal perubahan struktural yang akan berdampak pada peta jalan pendidikan kita dan pada sistem pendidikan kita. Yang pertama adalah pembelajaran jarak jauh ini akan merupakan menjadi sesuatu yang permanen, bukan pembelajaran jarak jauh saja yang pure, tapi hybrid mode menurut saya adaptasi terhadap teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem.
Dinas Pendidikan Ponorogo Sediakan Kuota 36 Kursi untuk Anak Nakes dalam PPDB SMAN
Menurut Nadiem, pembelajaran jarak jauh dapat menjadi peluang untuk efisiensi teknologi. Orang tua murid hingga sekolah dapat melakukan persilangan metode pembelajaran.
"Jadinya kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dengan teknologi, dengan software, dengan aplikasi. Dan juga memberikan kesempatan bagi guru-guru, dan kepala sekolah, dan murid-murid, untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system. Itu potensi sangat besar," ujar Nadiem.
"Karena walaupun kita sekarang kesulitan beradaptasi dalam PJJ, belum pernah sejarah Indonesia kita melihat jumlah guru dan kepala sekolah dan orang tua yang bereksperimen dengan teknologi. Jadi ini merupakan suatu tantangan tapi ke depan, akan jadi satu kesempatan untuk kita," sambungnya.
Skenario New Normal di Bidang Pendidikan
Dihubungi terpisah, Plt Dirjen PAUD-Dikdasmen, Muhammad Hamid, menjelaskan soal pembelajaran jarak jauh yang akan dipermanenkan setelah pandemi Covid-19 dalam hybrid model. Hybrid model itu adalah menggabungkan belajar online (daring) dengan tatap muka.
"Permanen itu maksudnya PJJ daring itu akan tetap digunakan sekolah walaupun Covid-19 sudah usai. Minimal gabungan pembelajaran daring dan tatap muka (hybrid)," ujar Hamid kepada wartawan, Jumat (3/7/2020).
Sementara itu, Ketua Komisi X, Syaiful Huda, menolak wacana tersebut. Huda mengatakan tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dalam belajar jarak jauh.
Wali Kota Berkomitmen Jadikan Pendidikan di Madiun Terbaik di Jatim
"Saya kira kalau PJJ itu (permanen) dilakukan perguruan tinggi enggak masalah, tapi kalau untuk SD, SMP, SMA, saya kira saya nggak setuju. Karena tentu enggak bisa semua mata pelajaran di-PJJ-kan," imbuh Huda.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More
Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian melalui anak usahanya Galeri 24 siap penuhi kebutuhan masyarakat dalam… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menggelar pengundian program loyalitas tahunannya, Badai Emas Pegadaian 2025.… Read More
This website uses cookies.