Sartono, pencipta lagu Hymne Guru. (brilio.net)
Madiunpos.com, MADIUN— Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Hari guru adalah hari istimewa untuk mengakui peran seorang guru dalam kehidupan murid-muridnya.
Guru telah menjadi teladan, inspirasi, dan figur orangtua di luar rumah. Tidak hanya menanamkan ilmu kepada muridnya, guru menginspirasi, mendorong, dan menanamkan rasa ingin tahu untuk mencari solusi atas masalah. Sebutan “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” memang layak disematkan pada sosok seorang guru.
Perayaan hari guru tak lepas dari lagu Hymne Guru yang menjadi sebuah lagu kebanggan untuk seorang guru. Lagu ini menjadi sebuah lagu wajib yang selalu dinyanyikan di sekolah-sekolah baik tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Indonesia.
Tak Puas Kinerja Jokowi, Mobil Ormas Berpelat Nomor RI 1 Terobos Mabes Polri
Tak banyak yang tahu bagaimana asal-usul lagu wajib dinyanyikan di sekolah-sekolah itu. Sosok Sartono adalah sosok dibalik lagu Hymne Guru.
Dikutip dari wikipedia.org, Rabu (25/11/2020), Sartono lahir di Madiun, Jawa Timur pada 29 Mei 1936. Sartono memulai kariernya sebagai guru seni musik pada tahun 1978. Dia mengajar di sebuah yayasan swasta di SMP Katolik Santo Bernardus di Kota Madiun dan purnatugas pada 2002.
Sartono mempelajari musik secara otodidak tanpa mengenyam pendidikan tinggi pada seni musik. Pada 1978, Sartono adalah satu-satunya guru seni musik yang bisa membaca not balok di wilayah Madiun. Karena keterbatasan alat musik yang dia miliki, lagu Hymne Guru dia ciptakan dengan bersiul sambil menorehkannya ke dalam catatan kertas.
Mempelai Wanita Positif Covid-19, Pernikahan di Ponorogo Sah tapi Resepsi Batal
Selain lagu Hymne Guru yang diciptakan pada tahun 1980-an, Sartono juga menghasilkan delapan buah lagu bertema pendidikan lainnya. Perhatiannya yang demikian serius dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari Mendikbud saat itu Yahya Muhaimin dan Dirjen Pendidikan Soedarji Darmodihardjo pada saat menciptakan lagu Hymne Guru.
Meskipun lagunya terkenal dan dinyanyikan semua anak sekolah di Indonesia, semasa hidup Sartono jauh dari kata mewah. Sartono tinggal bersama sang istri yang merupakan pensiunan guru SD di rumah sederhana yang berdinding kayu di Jl. Halmahera Nomor 98, Kelurahan Oro-oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Hingga akhir hayatnya, Sartono tetap hidup sederhana dengan istrinya. Pasangan ini tetap hidup bahagia meski tidak memiliki keturunan. Sartono wafat pada (1/11/2015) di usia 79 tahun di RSUD Kota Madiun.
Madiunpos.com, JAKARTA -- PT Pegadaian mengajak masyarakat untuk lebih bijak dan cerdas dalam merencanakan keuangan… Read More
Madiunpos, JAKARTA – PT Pegadaian kembali mencetak prestasi gemilang dengan menerima penghargaan Financial Literacy Award… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Pegadaian menegaskan komitmennya dalam mendukung generasi emas Indonesia melalui program “Pegadaian Peduli… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Project Management Office… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA--PT Pegadaian menyabet penghargaan bergengsi Sinergi Kemitraan Layanan Bank Indonesia (BI) berkat peran strategisnya… Read More
Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More
This website uses cookies.