Kategori: News

PASAR TRADISIONAL PONOROGO : Sepi Pembeli, 300 Kios di Pasar Legi Selatan Tutup

Pasar tradisional Ponorogo, sebanyak 300 toko di Pasar Legi Selatan tutup karena sepi pembeli.

Madiunpos.com, PONOROGO -- Sebanyak 300 pedagang dari 600 pedagang Pasar Legi Selatan memilih menutup tempat berjualannya lantaran sepi pembeli. Mereka membiarkan kios dan barang dagangannya mangkrak serta rusak di pasar tersebut.

Pantauan Madiunpos.com di Pasar Legi Selatan, Rabu (22/3/2017) siang, ratusan toko dan los di pasar tersebut tertutup rapat. Aktivitas di pasar itu terlihat sepi dan hanya ada beberapa pedagang yang membuka toko dan los mereka.

Namun, pedagang yang membuka toko dan losnya hanya terlihat tiduran dan duduk mengobrol dengan para pedagang lainnya. Tidak banyak pengunjung di pasar tersebut, pasar juga terlihat lengang.

Sekretaris Paguyuban Pasar Legi Selatan, Sundari, menuturkan jumlah pedagang di pasar tersebut sebanyak 600 orang. Namun, saat ini hanya sebanyak 300 pedagang yang aktif berjualan sedangkan 300 pedagang lainnya memilih untuk tidak berjualan.

Dia menuturkan pedagang yang memilih tidak berjualan karena kondisi pasar yang sepi dan minim pembeli. Hampir setiap hari banyak pedagang pasar itu yang pulang dengan tangan kosong meski telah berjualan dari pagi sampai sore.

"Sini pasarnya sepi banget, banyak pedagang yang memilih untuk tidak berjualan. Ini hingga sekarang [12.00 WIB], dagangan saya belum ada yang laku," kata dia kepada Madiunpos.com, Rabu.

Sundari menuturkan pedagang pasar yang sudah tidak berjualan rata-rata beralih berjualan sembako di rumah mereka. Hal itu terpaksa dilakukan para pedagang untuk menutup kebutuhan hidup.

Lebih lanjut, di Pasar Legi Selatan hanya menjual pakaian, jam, makanan, dan gerabah. "Pasar di sini kalah sama Pasar Songgolangit yang ada di seberang jalan. Di sana lebih lengkap mulai dari sembako hingga pakaian semua ada," jelas dia.

Seorang pedagang pakaian di Pasar Legi Selatan, Sumi, menuturkan kondisi sepi ini sudah dialami pedagang sejak lima tahun lalu. Sebelumnya, pasar tersebut menjadi jujukan orang yang hendak berbelanja pakaian dan gerabah.

Dia mengaku sepekan hanya membuka los dan berjualan selama tiga kali. Hal ini karena kondisi pasar yang terus sepi dari pembeli.

Bahkan, kata dia, beberapa pedagang di depannya sudah tidak berjualan sejak setahun lalu. Barang dagangan mereka dibiarkan mangkrak di los dan kios.

"Ya mau bagaimana lagi, kalau sepi terus kan kami terus merugi. Soalnya tidak ada yang beli," kata dia.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Pegadaian Dukung Pemberdayaan Kelompok Rentan lewat Pelatihan Kemandirian Ekonomi dan Inklusi Digital

Madiunpos.com, JAKARTA — PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dua entitas dalam holding… Read More

4 hari ago

Meriahkan Tahun Baru Islam, Pegadaian Syariah Gelar Kilau Emas Muharram untuk Masyarakat Aceh

Madiunpos, LHOKSEUMAWE — Pegadaian Syariah meluncurkan program sosial-ekonomi bertajuk Kota Islami Lhokseumawe Amanah untuk Ekonomi… Read More

4 hari ago

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

2 minggu ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

2 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.