Kategori: News

PILKADA 2015 : Ribuan Pengawas Cegah Politik Uang Pilkada Trenggalek

Pilkada 2015 di Kabupaten Trenggalek bakal dijauhkan dari politik uang.

Madiunpos.com, TRENGGALEK — Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengerahkan ribuan tenaga pengawas mulai dari tingkat kecamatan, desa hingga personel pengawas tingkat tempat pemungutan suara (TPS) untuk melakukan pemantauan lapangan mengantisipasi money politics atau politik uang selama masa tenang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2015.

"Kami menetapkan status zona wilayah dengan melibatkan seluruh tenaga pengawas termasuk 1.300 pengawas TPS untuk mengantisipasi pergerakan politik uang selama hari tenang," kata Ketua Panwaslu Kabupaten Trenggalek Farid Wadjdi di Trenggalek, Senin (7/12/2015).

Ia menjelaskan penetapan zona wilayah atau kawasan diberlakukan kepada setiap tenaga panitia pengawas kecamatan (panwascam), petugas pengawas lapangan (PPL) tingkat desa, hingga pengawas TPS yang tersebar di 1.300 TPS se-Trenggalek.

Fokus 2 Potensi
Fokus pemantauan terutama difokuskan pada dua potensi praktik kecurangan politik, yakni kampanye terselubung dan politik uang yang bertujuan mempengaruhi suara pemilih. Jika ditemukan kasus sebagaimana dimaksud di atas, ataupun bentuk pelanggaran Pilkada lainnya, diminta untuk segera mencatat dalam berita acara resmi dan melaporkannya ke panwaslu.

"Kalau konteks kasusnya adalah politik uang dan tertangkap tangan, penindakan bisa langsung diarahkan ke kepolisian karena itu menyangkut pidana pemilu," kata Farid.

Farid tidak menampik besarnya potensi politik uang dalam penyelenggaraan pilkada di Trenggalek. Ia berharap proses pengawasan melekat tidak hanya dilakukan oleh jajaran pengawas pemilu di lapangan dibantu aparat kepolisian, namun juga melibatkan partisipasi masyarakat.

"Akan lebih baik sekali jika warga masyarakat ikut andil dalam penyelenggaran pemilu kepala daerah yang bersih, jujur dan demokratis," ujarnya.

Disoroti Publik
Fenomena politik uang berulang kali disoroti masyarakat. Aminudin Fahruda, pengamat politik dan demokratisasi daerah bahkan menggambarkan bahwa kekuatan politik uang menjadi faktor lain yang memicu tingginya partisipasi pemilih di pilkada.

"Ini yang berbahaya, karena pemilih sudah diracuni sedemikian rupa sehingga seolah jika tidak ada uang tidak usah memilih. Budaya politik uang yang dilakukan secara terus-menerus telah mengebiri prinsip demokrasi dalam pemilu/pilkada dan menggantinya menjadi semacam politik dagang sapi," kata Aminudin.

Rahmat Wibisono

Dipublikasikan oleh
Rahmat Wibisono

Berita Terkini

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

1 hari ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

1 minggu ago

Pegadaian Dorong Akses Pendidikan di Timur Indonesia melalui Kapal Literasi Moh. Hatta

Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga, Solusi Cepat dan Ringan untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

4 minggu ago

Berkat ATM Emas, Pegadaian Raih Penghargaan Best Innovation di BRI Subsidiaries Forum Q3 2025

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More

4 minggu ago

This website uses cookies.