Asap putih keluar dari pusat semburan terlihat dari kolam penampungan di titik 21, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (23/7). (Suara.com)
Madiunpos.com, SIDOARJO - Penelitian ilmiah terkait semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, kembali terkuak ke publik. Laporan studi ini diterbitkan oleh jurnal Scientfic Reports pada 18 Februari 2021.
Dalam jurnal itu dijelaskan jumlah emisi gas metana dari semburan lumpur Lapindo ternyata sangat besar. Bahkan disebut-sebut yang terbesar dari sebuah gas alam di bumi.
Metana adalah gas rumah kaca yang 18 kali lebih kuat dari karbondioksida. Gas ini keluar dari pusat kawah lumpur Lapindo Sidoarjo seluas 7,5 kilometer tersebut.
Potensi Zakat Penghasilan ASN Kota Madiun Capai Rp4 Miliar
Lumpur Lapindo sendiri menyembur sejak 2006. Semburan lumpur ini merupakan bekas pengeboran minyak PT Lapindo Brantas di Sidoarjo.
Sejak 16 tahu lalu sampai sekarang lumpur Lapindo tak henti-hentinya menyemburkan gas, air bercampur lumpur dan minyak--laporan Nationalgeographic.
Sebuah penelitian kolaborasi dari pihak internasional yang dipimpin Adriano Mazzimi dari Centre for Earth Evolution and Dynamics di Univesity of Oslo dilakukan dalam rangka memantau dan menganalisis lumpur Lapindo selama beberapa tahun.
Kabur setelah Hamili Anak Kandung, Warga Banyuwangi Ditangkap di Jogja
Hasil penelitian, bencana ini adalah fenomena geologi yang dipicu tekanan fluida yang tinggi akibat interaksi dengan gunung api magmatik yang dekat lokasi tersebut.
Oleh karena itu lumpur Lapindo dianggap manifestasi permukaan dari sistem sedimen/hidrotermal hibrida. Karbondioksida (CO2) dan metana (CH4) ini adalah kandungan yang terdapat dalam lumpur.
Para peneliti mengukur gas ke atmosfer menggunakan pengukuran berbasis darat dan satelit (TROPOMI). Kedua teknik tersebut menunjukkan total kandungan di lumpur Lapindo sekitar 100.000 ton per tahun.
BMKG Minta Jatim Waspadai Longsor dan Banjir Bandang
Jumlah ini adalah tertinggi dan terbesar yang pernah tercatat secara eksperimen maupun secara penelitian untuk manifestasi gas alam.
Studi baru terhadap emisi lumpur Lapindo ini juga menunjukkan kalau pengukuran emisi gas dengan bantuan satelit dapat menjadi cara ampuh mengetahui cara gas metana di darat dan meningkatkan estimasi jumlah geometana secara global.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.