62.357 Anak Kota Madiun Diimunisasi Difteri Juli-Agustus 2018

Program pemberian vaksin atau imunisasi difteri secara serentak melalui gerakan Outbreak Respons Immunization (ORI) untuk putaran kedua di Kota Madiun, Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2018.

62.357 Anak Kota Madiun Diimunisasi Difteri Juli-Agustus 2018 Imunisasi DT/TT untuk memberikan kekebalan anak terhadap penyakit difteri dan tetanus. (Solopos-Burhan Aris Nugraha)

<p><span><strong>Madiunpos.com, MADIUN</strong> -- Program pemberian vaksin atau imunisasi difteri secara serentak melalui gerakan <em>Outbreak Respons Immunization</em>&nbsp;(ORI) untuk putaran kedua di Kota Madiun, Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2018.</span></p><p>"ORI itu dilakukan tiga kali. Putaran <a title="Tari Pincuk Pecel Kolosal Meriahkan Peringatan HAN di Kota Madiun" href="http://madiun.solopos.com/read/20180731/516/931092/tari-pincuk-pecel-kolosal-meriahkan-peringatan-han-di-kota-madiun">pertama sudah</a> pada bulan Februari-Maret. Saat ini putaran kedua yang berlangsung Juli-Agustus, dan putaran ketiga pada November-Desember mendatang," ujar Kasi Surveilens dan Imunisasi, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan KB Kota Madiun, Retno Enuryanti, Senin (30/7/2018).</p><p>Menurut dia, sasaran kegiatan ORI putaran kedua kali ini mencapai 62.357 anak lebih, dengan rentang usia 1 hingga 19 tahun. Jumlah tersebut masih bisa bertambah karena acuan peserta masih menggunakan data pada putaran pertama.</p><p>Retno Enuryanti menambahkan pihaknya memerinci dari data 62.357 anak tersebut, sebanyak 9.006 anak di antaranya berusia satu hingga lima tahun, 7.351 anak berusia lima hingga tujuh tahun, dan 46.000 anak berusia tujuh hingga 19 tahun.</p><p>Mereka masuk dalam rentang umur yang diimunisasi karena dinilai <a title="Sempat Kejar-Kejaran, Komplotan Pencuri Kabel Dibekuk di Ngawi" href="http://madiun.solopos.com/read/20180731/516/931000/sempat-kejar-kejaran-komplotan-pencuri-kabel-dibekuk-di-ngawi">kekebalan tubuhnya</a> masih lemah terhadap toksin difteri yang dibawa oleh bakteri difteri.</p><p><span>Dia menjelaskan, sama seperti saat putaran pertama, imunisasi ini juga diberikan di puskesmas-puskesmas, posyandu, klinik kesehatan atau pusat pelayanan kesehatan yang lain, serta sekolah.</span></p><p><span>"Tujuannya sama seperti putaran pertama, agar anak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini," kata dia.</span></p><p>Dinkes dan KB KOta Madiun menargetkan pemberian vaksin difteri putaran kedua kali ini dapat lebih tinggi dari putaran pertama. Di mana pada putaran pertama, Dinkes Kota Madiun mampu mencapai 98 persen dari sasaran yang ada yakni 45.000 lebih.</p><p>Retno Enuryanti menambahkan penyakit difteri sangat mudah menular. Ada <a title="Lamongan Bisa Bentuk 64 Kampung KB Meski Penyuluh Minim" href="http://madiun.solopos.com/read/20180730/516/930910/lamongan-bisa-bentuk-64-kampung-kb-meski-penyuluh-minim">dua cara</a> penularan penyakit ini, yakni melalui percikan ludah dan sentuhan.</p><p>Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat harus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Di antaranya tidak meludah sembarangan, rajin cuci tangan, makan makanan bergizi, dan perilaku hidup sehat lainnya.&nbsp;</p><p><span><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></span></p>



Editor : Rohmah Ermawati

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.