AGENDA PRESIDEN : Pengentasan WTS di Jatim Dilaporkan ke Presiden

AGENDA PRESIDEN : Pengentasan WTS di Jatim Dilaporkan ke Presiden Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin (kedua dari kanan), Ketua DPD Irman Gusman (kedua dari kiri) memasuki area pembukaaan Munas MUI ke-9 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

    Agenda presiden di Surabaya dimanfaatkan Pakde Karwo untuk melaporkan penutupan lokalisasi.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Mumpung Presiden Joko Widodo menunaikan agenda kepresidenan ke Surabaya, langkah pengentasan wanita tuna susila (WTS) dilaporkan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Pengentasan WTS itu nyata diwujudkan dengan penutupan sejumlah lokalisasi di provinsi ini.

    Joko Widodo, Selasa (25/8/2015), menunaikan agenda presiden di Surabaya untuk membuka Musyawarah Nasional IX Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kegiatan itu digelar di Gedung Negara Grahadi, Jl. Gubernur Suryo, Surabaya.

    "Di Jatim dulu, ada 47 lokalisasi dengan 7.217 orang. Syukurlah sekarang sudah sangat berkurang," ujar Pakde Karwo—panggilan akrab Soekarwo—kepada Jokowi—sapaan akrab Joko Widodo—di sela-sela agenda presiden itu.

    Program pengentasan WTS, diakui Gubernur Soekarwo tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah kota dan kabupaten bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI). Berdasarkan catatan media massa, sebelum Pemprov Jatim gencar menutup lokalisasi, pemkot dan pemkab di provinsi ini terlebih dulu sibuk bergerak, utamanya Pemkot Surabaya di bawah kendali Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

    "Pemprov Jatim sejak 2010 untuk mengurangi WTS dan lokalisasi di wilayah Jatim. Yang melandasinya adalah untuk menghilangkan kemaksiatan supaya nanti diberi jalan kemudahan bagi masyarakat Jatim," ucapnya.

    Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan dari 47 lokalisasi yang tersebar, saat ini masih tersisa satu di kawasan Kota Mojokerto yang belum berhasil dientas. "Masih 23 WTS di sana. Insya Allah segera kita didik mereka untuk beralih profesi dan kembali ke jalan yang benar," katanya.

    Dalam program tersebut, lanjut dia, MUI Jatim juga mengkader dai khusus lokalisasi yang dinamai Ikatan Dai Lokalisasi (Idial) untuk mengajak penghuninya, mulai dari WTS dan mucikari tidak lagi melanjutkan pekerjaan haramnya. "Ini program sudah lama di bawah kepemimpinan Ketua MUI Jatim K.H. Abdusshomad Buchori. Target kami, tidak lama lagi harus ditutup lokalisasi di Mojokerto," tukasnya.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.