Polres Trenggalek menggelar jumpa pers kasus anak membacok ayah angkat hingga meninggal. (Adhar Muttaqin/detikcom)
Madiunpos.com, TRENGGALEK – Anak dengan riwayat gangguan jiwa di Trenggalek, Jawa Timur, Sucipto, 35, membacok bapak angkat atau kakeknya hingga meninggal. Peristiwa pembacokan dan pembunuhan itu terjadi pada Selasa (23/3).
Saat konferensi pers bersama Kapolres Trenggalek, AKBP Doni Satria Sembiring, Sucipto mengaku tidak memiliki dendam terhadap kakeknya Wardi, maupun Maryono dan Juminem, warga Desa/Kecamatan Dongko.
"Saya nggak dendam, tapi menyesal," kata Sucipto, Rabu (24/3/2021).
Kongres HMI di Surabaya Ricuh, Orang Luar Disebut Menyusup
Pembacokan itu dilakukan Sucipto karena merasa kesal dengan pamannya Maryono, yang melempar korek api ke mukanya. Menurutnya, sesaat sebelum terjadi pembunuhan, ia sempat disuruh Maryono membelikan korek api. Namun setelah kembali dari toko, korek tersebut tidak bisa digunakan dan dilempar ke arahnya. "Itu kena muka saya," ujarnya.
Pelaku yang marah langsung bergegas keluar dan mengambil dua bilah sabit. Selanjutnya pelaku masuk ke dalam rumah dan membantai kakeknya Wardi, 74, yang tengah tertidur di dalam kamar. Korban dibacok pada bagian leher hingga meninggal dunia.
"Yang saya bacok Wardi dulu, karena dia pas tidur orangnya," ujar Sucipto.
Butuh Uang, Wanita di Lumajang Tawarkan Ginjal Rp500 Juta
Setelah itu pelaku mengejar Maryono yang kabur menyelamatkan diri. Akibatnya korban mengalami luka bacok pada bagian kepala.
Seusai membacok Maryono, pelaku berjumpa dengan bibinya, Juminem, yang saat itu berada di depan rumah. Secara membabi-buta pelaku menyabetkan sabit tersebut ke arah Juminem hingga mengenai bagian pinggang.
"Setelah itu saya duduk. Sudah ada Pak Polisi yang datang untuk menangkap saya," ucap Sucipto.
Motif Asmara, Pembunuh Pemandu Lagu yang Ditemukan Meninggal Telanjang di Malang Dibekuk
Pelaku mengaku saat didatangi polisi tidak melakukan perlawanan. Kapolres Trenggalek, AKBP Doni Satria Sembiring, mengatakan saat ini polisi masih berusaha melakukan pendalaman dan meminta keterangan pelaku pembacokan. Saat dilakukan pemeriksaan, kondisi kejiwaan pelaku masih labil.
"Untuk saat ini ketika diperiksa, saudara Sucipto masih mengalami tekanan mental. Namun pada prinsipnya penyidik akan terus menggali informasi yang disampaikan Sucipto," jelasnya.
Rencananya, polisi membawa Sucipto ke rumah sakit jiwa guna dilakukan pemeriksaan kejiwaan. Sesuai keterangan para saksi, pelaku memiliki riwayat gangguan jiwa jenis Skizofrenia. Pelaku juga sempat mendapatkan pengobatan dari Puskesmas, namun terhenti pada 2019.
Pemkot Madiun Perpanjang PPKM Skala Mikro Hingga 5 April, Ada Kelonggaran Lagi
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More
Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian melalui anak usahanya Galeri 24 siap penuhi kebutuhan masyarakat dalam… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menggelar pengundian program loyalitas tahunannya, Badai Emas Pegadaian 2025.… Read More
This website uses cookies.