Kongres HMI di Surabaya Ricuh, Orang Luar Disebut Menyusup
Mereka menyebut Kongres HMI ricuh itu karena ada pihak eksternal hadir dalam kongres. Tak hanya itu, mereka juga mendesak panitia penyelenggara agar kongres dilakukan dengan aturan dan tata tertib yang ada.
Madiunpos.com, SURABAYA – Kongres XXXI Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Islamic Center Surabaya ricuh. Beberapa kader Kongres HMI mengamuk dengan membanting kursi hingga memecah pintu kaca-kaca Gedung Islamic Centre Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, Rabu (24/3/2021) dini hari.
Sejumlah kandidat ketua umum PB HMI buka suara terkait kericuhan tersebut. Mereka adalah Hassan Basri Basso, M Nur Aris Shoim, dan Taufan Tuarita.
Mereka menyebut Kongres HMI ricuh itu karena ada pihak eksternal hadir dalam kongres. Tak hanya itu, mereka juga mendesak panitia penyelenggara agar kongres dilakukan dengan aturan dan tata tertib yang ada.
Butuh Uang, Wanita di Lumajang Tawarkan Ginjal Rp500 Juta
"Yang kita pahami dalam himpunan mahasiswa forum kongres hanya dihadiri oleh peserta penuh atau peserta utusan dari cabang-cabang. Tapi kenyataannya peserta kongres itu dihadiri oleh pihak eksternal," tegas Hassan Basso kepada wartawan di Surabaya, Rabu (24/3/2021).
"Dan itu kemudian tidak sesuai lagi dengan tata tertib. Sehingga panitia yang menjadi bagian pelaksanaan kongres XXXI di Surabaya itu salah dalam menempatkan hal-hal tersebut. Sehingga perlu Majelis Pengawas dan Konstitusi (MPK) mengevaluasi pelaksanaan kongres ini," lanjutnya.
Meski begitu, Hassan mengaku tidak tahu siapa pihak eksternal dalam kongres HMI itu. Namun sejumlah bukti foto telah banyak beredar bahwa mereka juga ikut duduk dengan peserta kongres memakai sandal, kaus, dan topi dan berbadan besar tinggi.
Motif Asmara, Pembunuh Pemandu Lagu yang Ditemukan Meninggal Telanjang di Malang Dibekuk
Paksakan Kongres
"Kita tidak tahu pasti pihak siapa yang masuk ke dalam. Tapi foto itu sudah beredar dan kita dapat dan itu bukan peserta yang menjadi utusan dari cabang-cabang," ujar Hassan.
"Mereka duduk bersama para peserta. Jadi di HMI itu punya ciri khas tersendiri ketika berkongres. Dia memakai sepatu, memakai kemeja, dan itu menjadi aturan tersendiri bagi kita. Sementara yang masuk dalam forum ini pakai sandal, kaus, topi kemudian badannya tinggi besar. Kita tidak menyebut siapa-siapa," imbuhnya.
Sementara Taufan Ikhsan Tuarita kandidat lain mengatakan dalam kongres ini, ada pihak yang seolah-olah memaksakan kongres selesai dalam waktu singkat. Hal itu terlihat dalam kongres yang banyak proses diabaikan.
Buaya Berkeliaran di Sawah Gegerkan Bojonegoro
"Namun yang terjadi malah justru 3 hari setelah tanggal 17 mulai persidangan. Artinya bahwa pelaksanaan ini terkesan dipaksa. Indikasinya kita melihat kongres ini seolah-olah dipaksakan selesai dalam waktu yang begitu singkat," tandasnya.
Sebelum kongres HMI ricuh, situasi tampak alot karena ada usulan dari peserta yang ingin seluruh Ketua Badko (Badan Koordinasi) HMI di daerah hadir pada kongres, Selasa (23/3/2021) malam.
Tetapi, usulan itu tak disetujui mayoritas peserta pemilik suara sah. Hal ini membuat kongres berjalan lambat dengan tensi panas.
Penjual, Pemasok, dan Pembeli Cabai Diduga Dicat Saling Lapor Polisi
Enam Orang Ditangkap
Para kader ini terus mengatakan usulan tersebut berulang kali. Hingga puncaknya, para kader ini mengamuk dengan membanting kursi di lokasi dan melempar sesuatu ke pintu kaca hingga pecah.
Kongres pun langsung terhenti dan semua kader berhamburan keluar. Polisi yang berjaga juga langsung masuk ke lokasi untuk mengamankan situasi agar kondusif.
Akhirnya, Polda Jawa Timur menangkap enam peserta kongres. Keenamnya ditangkap karena ricuh di tengah sidang.
Pemkot Madiun Perpanjang PPKM Skala Mikro Hingga 5 April, Ada Kelonggaran Lagi
Keenam mahasiswa yang ditangkap diduga telah melakukan aksi pelemparan kursi di gedung Islamic Center Surabaya. Hal ini mengakibatkan kaca gedung pecah.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, mengatakan keenam orang yang ditangkap atas permintaan panitia kongres HMI. Keenamnya kini tengah diperiksa untuk dimintai keterangan.
"Ada miskomunikasi di antara mereka, kemudian ada yang membanting kursi, ini atas permintaan panitia, kami amankan enam orang dan sekarang masih dalam pemeriksaan," kata Nico seusai meninjau lokasi.
Editor : Haryono Wahyudiyanto
Baca Juga
- Puan Maharani Datang, Vaksinasi Covid-19 Dihentikan, dan Warga Kecewa
- Mobil Ringsek Disambar Kereta di Surabaya, Pengemudi Meninggal
- Persebaya Kini Bisa Latihan Lagi di Gelora 10 November Tambaksari
- Ngeri! Member Pusat Kebugaran di Surabaya Ditusuk 17 Kali hingga Pisau Bengkok
- Bersih-Bersih Rumah, Warga di Surabaya Temukan Senjata Laras Panjang dan Pistol
- Ratusan Orang Antar Jenazah Hubert Henry Boomerang ke Permakaman
- Misteri Mayat Perempuan Terbungkus Kasur di Surabaya Terungkap, Pembunuh Suami Sendiri
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.