Budi Daya Cacing Tanah Pendorong Perekonomian Warga Lumajang
Budi daya cacing tanah menjadi salah satu aktivitas bernilai ekonomi warga di Lumajang.
Madiunpos.com, LUMAJANG – Banyak orang melakukan inovasi dan kreasi agar roda ekonomi tetap berputar selama pandemi Covid-19. Kreasi ekonomi yang dilakukan bisa bermacam-macam. Salah satunya dengan membudidayakan cacing tanah. Iya, cacing tanah!
Tak banyak orang tahu, membudidayakan hewan tak bertulang ini ternyata menguntungkan. Bayangkan, cacing tanah dapat dijual dengan harga Rp35.000 per kilogramnya. Sementara itu, pupuk kotoran cacing atau kascing dapat dijual seharga Rp750 per kilogram. Keuntungan panen yang dapat diraih pun bisa mencapai dua kali lipat dari modal awal termasuk biaya pemeliharaannya.
Atas dasar itulah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melalui Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari, Lumajang, menggelar pelatihan budi daya cacing tanah untuk warga sekitar lahan hak guna usaha (HGU) Jatiroto. Ada lima desa yang berada di lingkungan ini, yakni Kaliboto Lor, Kaliboto Kidul, Sukosari, Jatiroto, dan Jatiroto. Pelatihan ini sebagai upaya untuk mendorong perekonomian warga sekitar selama pandemi ini.
Suhu Beberapa Wilayah di Jatim Lebih Dingin, Ternyata Ini Penyebabnya
Direktur PTPN XI, Dwi Satriyo Annurogo, mengatakan budi daya cacing ini memberikan peluang bisnis serta manfaat bagi core bisnis perseroan. Hal ini karena cacing banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, bahan pembuatan pakan ternak, bahan dasar pembuatan kosmetik, pupuk organik, dan lainnya.
“Di masa pandemi seperti ini, aktivitas yang bernilai ekonomi sangat diperlukan. Untuk itu cacing tanah bisa jadi peluang untuk dikembangkan,” kata Dwi.
Kepala Puslit Sukosari, Nanik Tri Ismadi, menjelaskan pelatihan ini berlangsung selama satu bulan. Peserta pelatihan didampingi oleh Puslit Sukosari secara daring atau online. Kelompok peserta ini pun menjadi generasi pertama kelompok tani cacing tanah di Jatiroto.
DPRD Jember Gerak Cepat Memproses Pemakzulan Bupati Faida
“Bila kelompok tani sudah berproduksi, mereka akan tetap bersinergi dengan Puslit Sukosari dalam pemanfaatan dan pemasaran produk, untuk membantu pemasaran hasil budi daya tersebut akan difasilitasi oleh Unit Usaha Strategis PTPN XI,” jelas Nanik.
Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy
Baca Juga
- PTPN XI Investigasi Kasus Ledakan Evaporator di PG Pagottan Madiun
- INDUSTRI GULA : PTPN XI Kembangkan Tebu Rendemen Tinggi dengan Bioteknologi
- INDUSTRI GULA : Pakai Rp650 Miliar Dana PMN, PTPN XI Revitalisasi 2 PG
- INDUSTRI GULA : Tahun Depan, PTPN XI Proyeksikan Pertumbuhan 20%
- KREDIT USAHA RAKYAT : KUR Tebu Diminta Tak Berbelit-Belit
- HARGA KEBUTUHAN POKOK : Jaga Stabilitas Harga Gula, PTPN XI Siapkan 50.000 Ton Gula
- INDUSTRI GULA : Menteri BUMN Ingin Akademi Pergulaan
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.