DAERAH TERTINGGAL PONOROGO : Ketagihan Terima Bantuan, Warga Kampung Berketerbelakangan Mental Jadi Terbiasa Mengemis

DAERAH TERTINGGAL PONOROGO : Ketagihan Terima Bantuan, Warga Kampung Berketerbelakangan Mental Jadi Terbiasa Mengemis Warga Ponorogo, Jatim sampai saat ini masih banyak yang menderita down syndrom akibat jerat kemiskinan. (dok.Solopos/JIBI)

    Daerah tertinggal Ponorogo meninggalkan persoalan sosial yang cukup pelik. Salah satunya warga di sana terbiasa mengemis lantaran sudah ketagihan mendapatkan bantuan.

    Madiunpos.com, PONOROGO—Banyaknya para dermawan yang berkunjung ke kampung down syndrom di tiga desa di Kecamatan Balon dan Jambon, Ponorogo memang membuat daerah tersebut menjadi lebih diperhatikan.

    Salah satunya dibangunnya jalan beraspal sepanjang lima km pada 2010 lalu oleh Gubernur Jatim Soekarwo. Selain itu, banyak bantuan ternak diberikan kepada warga yang dinilai masih mampu bekerja.

    Meski demikian, tak jarang bantuan dari dermawan yang justru membuat ketergantungan warga setempat.

    Salah satunya ialah kebiasan meminta-minta kepada setiap tamu yang datang untuk sekadar berkunjung.

    Hal itu bisa dimaklumi, sebab setiap kali warga yang luar yang bertamu selalu membawa bantuan, entah sembako, pakaian, atau obat-obatan.

    Tak ada yang salah dari bantuan yang diberikan para dermawan tersebut.
    Namun, banyaknya dermawan yang datang silih berganti secara tak langsung turut menciptkan persoalan baru bagi warga setempat.

    Warga pun menjadi hilang etos kerjanya. Mereka memilih menggantungkan bantuan kepada setiap tamu yang datang ketimbang harus bersusah payah memelihara ternak.

    Sebagaimana diketahui, warga di tiga desa yakni Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Desa Karangpatihan, dan Desa Pandak Kecamatan Balong, Ponorogo merupakan desa berjulukan desa down syndrom atau desa idiot.

    Di tiga desa tersebut, ratusan warganya mengalami sakit keterbelakangan mental massal. Ada banyak penyebabnya, namun yang jelas kehidupan mereka jauh dari kecukupan selain tinggal di daerah yang tandus, bebukitan, dan akses yang sulit.



    Editor : Aries Susanto

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.