Kategori: News

Didi Kempot Dikabarkan Meninggal Akibat Code Blue Asthma, Ini Penjelasannya

Madiunpos.com, MADIUN -- Maestro campursari asal Solo, Jawa Tengah, Didi Kempot, meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020). Didi Kempot dikabarkan menderita code blue asthma sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir. Namun belum ada kepastian kebenaran kabar ini.

Namun tidak ada salahnya bagi ita untuk mengetahui apa itu code blue asthma? Menurut rsud.cilacapkab.go.id, code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiac respiratory arrest atau henti jantung .

Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung paru ini dapat bervariasi. Tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi korban, dan sumber daya yang tersedia. Tantangan mendasar tetap pada bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sedini mungkin dan efektif.

Kabar Duka! Didi Kempot Meninggal Dunia

Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi dengan segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan memberikan napas bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-B (compression — airway — breathing) ini dengan pertimbangan segera mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi jaringan dapat terjaga.

Mengutip alodokter.com, henti jantung mendadak ini dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen hingga kematian. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani secepatnya. Pertolongan segera berupa CPR dan kejut jantung dapat membantu mencegah akibat tersebut.

Penyebab Henti Jantung Mendadak

Berbeda dengan serangan jantung yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, henti jantung mendadak disebabkan oleh gangguan irama jantung, tepatnya penyakit ventrikel fibrilasi.

Didi Kempot Sempat Bertelepon Dengan Wali Kota Solo Sebelum Meninggal

Ventrikel fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang membuat ventrikel jantung hanya bergetar, bukan berdenyut untuk memompa darah, sehingga menyebabkan jantung berhenti secara mendadak.

Henti jantung mendadak lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung sebelumnya, seperti:

  • Penyakit jantung koroner
  • Penyakit otot jantung (kardiomiopati)
  • Gangguan katup jantung
  • Penyakit jantung bawaan
  • Sindrom Marfan

Baru Sebulan Bebas Sudah Mencuri Lagi, Dua Residivis Ditembak Mati

Selain menderita penyakit jantung, seseorang akan lebih berisiko terkena henti jantung mendadak jika:

  • Berusia di atas 45 tahun (pria) atau di atas 55 tahun (wanita).
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung.
  • Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Menyalahgunakan NAPZA seperti kokain atau amfetamin.
  • Mengalami obesitas.
  • Mempunyai kadar kolestrol yang tinggi.
  • Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Menderita diabetes.
  • Mengalami sleep apnea.
  • Menderita gagal ginjal kronis.
  • Gejala Henti Jantung Mendadak

Berboncengan Empat, 2 Remaja Probolinggo Tewas Tertabrak Truk

Seseorang yang mengalami henti jantung mendadak akan hilang kesadaran dan berhenti bernapas. Meskipun tidak selalu, beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum terjadi henti jantung mendadak, dapat muncul gejala berupa:

  • Pusing
  • Muntah
  • Merasa cepat lelah
  • Nyeri dada
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas

Kapan Harus ke Dokter

Henti jantung mendadak adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya. Walaupun sering kali henti jantung mendadak terjadi tanpa peringatan, namun kadang penderita dapat mengalami gejala awal beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya.

Oleh karena itu, segeralah memeriksakan diri ke dokter jantung bila mengalami gejala awal seperti di atas, terutama bila Anda sudah menderita penyakit jantung sebelumnya.

Jika Anda melihat seseorang yang tidak sadarkan diri dan tidak bernapas, segera panggil bantuan dan periksa denyut nadinya di leher. Bila denyut nadi tidak terasa, segera lakukan pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru (RJP), yang dikenal juga dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR).

Jika ada, gunakanlah alat kejut jantung otomatis (AED) sesuai dengan petunjuk yang tertulis, sampai ambulans datang. Apabila Anda tidak mampu melakukan CPR, carilah orang yang mampu melakukan CPR.

Kaled Hasby Ashshidiqy

Dipublikasikan oleh
Kaled Hasby Ashshidiqy

Berita Terkini

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

3 hari ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

7 hari ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

1 minggu ago

Pegadaian Raih Kembali Sertifikat ISO 22301:2019, Wujud Komitmen Terhadap Standar Operasional Global

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More

1 minggu ago

Permintaan Emas Melonjak, Galeri 24 Pastikan Stok Emas Batangan Tersedia di Semua Outlet

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian melalui anak usahanya Galeri 24 siap penuhi kebutuhan masyarakat dalam… Read More

2 minggu ago

Bagi-bagi Rezeki! Pegadaian Umumkan 450 Pemenang Badai Emas 2025 Periode 1

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menggelar pengundian program loyalitas tahunannya, Badai Emas Pegadaian 2025.… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.