DIKLAT SAR PONOROGO : 75 Sukarelawan Ikuti Pelatihan Dasar SAR di Telaga Ngebel

DIKLAT SAR PONOROGO : 75 Sukarelawan Ikuti Pelatihan Dasar SAR di Telaga Ngebel sukarelawan menyiapkan peralatan penanggulangan bencana untuk latihan dasar SAR di Telaga Ngebel, Selasa (26/4/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Diklat SAR Ponorogo, 75 sukarelawan ikuti pelatihan kebencanaan di Telaga Ngebel.

    Madiunpos.com, PONOROGO - Sebanyak 75 sukarelawan dari berbagai kelompok masyarakat mengikuti pendidikan dan latihan dasar SAR Gunung, Rimba, dan Laut (Gurila) di Telaga Ngebel, Ponorogo, Selasa (26/4/2016).

    Sebanyak 75 peserta itu berasal dari GP Ansor, Palang Merah Indonesia (PMI) Ponorogo, mahasiswa, anggota Rapi, anggota Orari, Tagana, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, dan lembaga lainnya.

    Pantauan Madiunpos.com di Telaga Ngebel, Selasa, 75 sukarewan bencana alam itu mengikuti baris berbaris di depan kantor Kecamatan Ngebel. Kemudian mereka berjalan menyusuri Telaga Ngebel sepanjang 5 km.

    Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Hery Sulistyono, mengatakan Diksar SAR Gurila ini untuk memberikan pelatihan dan pengetahuan mengenai kebencanaan terhadap sukarelawan.

    Hal itu supaya sukarelawan bisa langsung tanggap dan tangkas dalam melakukan bantuan sosial kepada warga yang tertimpa bencana alam.

    Hery menyampaikan bentuk latihan ini ada tiga jenis yaitu latihan penanggulangan bencana di gunung, rimba, dan di laut atau di perairan. Pelatihan ini sangat penting karena melihat kondisi alam Ponorogo yang rawan bencana.

    Menurut dia, latihan kebencanaan di gunung dan rimba akan dilaksanakan pada Selasa. Sedangkan untuk latihan kebencanaan di lautan atau perairan akan dilaksanakan di Telaga Ngebel pada Rabu (27/4/2016).

    "Kondisi alam Ponorogo kan kebanyakan berada di pegunungan. Sehingga pelatihan ini sangat penting. Sedangkan untuk pelatihan di rimba, nantinya sukarelawan akan dikenalkan dengan berbagai tumbuhan yang bisa dikonsumsi saat berada di rimba," jelas dia saat berbincang dengan Madiunpos.com.

    Menurut dia, tanpa ada pengetahuan kesiapsiagaan bencana, tentunya sukarelawan akan kesulitan dalam menghadapi bencana dan menyelematkan korban. Pelatihan ini juga untuk memperkenalkan medan alam yang terjal kepada sukarelawan.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.