Kategori: News

Dinilai Terlalu Santuy dan Emoh Lockdown, Swedia Rupanya Punya Jurus Hadapi Corona

Madiunpos.com, STOCKHOLM -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kukuh menolak lockdown untuk mengatasi wabah virus corona atau Covid-19. Ternyata, bukan hanya Presiden Jokowi yang anti-lockdown. Pemerintah Swedia juga.

Negara tempat kelahiran bintang sepak bola Zlatan Ibrahimovic ini juga bahkan tak menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), sementara Presiden Jokowi menerapkan PSBB di sebagian wilayah.

Di Swedia mal tetap boleh buka, murid-murid bisa sekolah, masyarakat boleh jalan-jalan. Dengan kebijakan ini, sebagian kalangan menganggap Swedia terlalu santai alias santuy menghadapi pandemi Covid-19.

Ngeri, Ada Kampung Narkoba Ala Kolombia di Palangkaraya

Lantas apa yang membuat mereka begitu pede alias percaya diri menghadapi wabah Covid-19 itu?

Melansir CNBC International yang dikutip detik.com, Swedia diketahui menjalani strategi herd immunity untuk mengatasi wabah tersebut. Strategi ini dilakukan dengan cara membiarkan orang terpapar virus corona yang diharapkan mampu memunculkan kekebalan pada suatu kelompok. Meski begitu, strategi ini masih menjadi pertentangan di kalangan para ahli.

Namun, kepala ahli epidemiologi Swedia meyakini bahwa strategi ini tampaknya berhasil. Hasilnya pun disebut bisa dilihat dalam hitungan pekan.

"Di wilayah-wilayah utama Swedia, di sekitar Stockholm, kita telah mencapai peningkatan [dalam menangani kasus-kasus baru] dan kita sudah melihat efek herd immunity. Dan dalam beberapa pekan, kita bahkan akan melihat lebih banyak efek lagi," kata dr. Anders Tegnell, kepala ahli epidemiologi di Badan Kesehatan Masyarakat Swedia.

Wabah Corona, Seluruh Perjalanan KA yang Lewat Madiun Dibatalkan

"Dalam waktu beberapa pekan kita mungkin mencapai herd Immunity, dan kami percaya itulah sebabnya kita melihat adanya penurunan jumlah kasus secara perlahan, meskipun pengambilan sampel [pengujian untuk virus corona] semakin banyak," jelasnya.

18.177 Kasus

Berdasarkan laporan worldometers, Swedia pada Minggu (26/4/2020) memiliki kasus Covid-19 sebanyak 18.177 kasus. Sementara itu kasus kasus kematian dilaporkan sebanyak 2.192, sedangkan yang sembuh totalnya mencapai 550 kasus.

Mereka yang kontra menyebut Swedia sedang mencoba "herd immunity" yang berisiko. Sebelumnya, Inggris juga tertarik dengan herd immunity, tetapi batal setelah ada prediksi yang menyebut kematian bisa meroket hingga 250 ribu jiwa.

Pihak yang kontra juga membandingkan tingkat kematian Swedia yang lebih tinggi daripada negara-negara Skandinavia lain seperti Norwegia, Denmark, dan Finlandia.

Jemput Santri Temboro, Pria Asal Jombang Meninggal Mendadak di Madiun

Sementara, mereka yang pro strategi Swedia menyebut kasus di negaranya masih lebih sedikit ketimbang negara yang melakukan lockdown seperti Inggris, Prancis, dan Belgia.

Pakar penyakit pemerintah Swedia, Anders Tegnell, berkata strategi tanpa lockdown bisa sukses karena sistem kesehatan Swedia yang kuat.

"[Kebijakan] Ini berfungsi dalam beberapa aspek," ujar Tegnell, seperti dikutip BBC dan dilansir liputan6.com.

"Ini bisa berfungsi karena sistem kesehatan kita bisa menanggulanginya. Selalu ada setidaknya 20 persen kasur perawatan intensif yang kosong dan bisa merawat pasien COVID-19 kita," ucapnya.

Kisah Juru Parkir Madiun, Gadaikan KTP Untuk Sambung Hidup

Sekadar informasi, menurut jurnal medis The Lancet pada 2018, layanan kesehatan Swedia adalah nomor 8 di dunia.

Menolak Dibilang Santuy

Meski demikian, pemerintah Swedia menolak jika dibilang negaranya dibilang sekadar menggunakan taktik herd immunity. "Beberapa negara sepertinya mengira kami tidak melakukan apa-apa, tetapi kita melakukan banyak hal yang cocok bagi Swedia," ujar Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde, seperti dikutip Bloomberg.

Lantas apa saja kebijakan Swedia yang tak memakai lockdown? Berikut daftarnya, seperti dikutip dari Business Insider:

  • Bar, restoran, dan mal tetap boleh buka
  • Sekolah boleh buka dan orang tua mesti mengirim anak mereka ke sekolah
  • Pemerintah mengimbau warga agar jangan bepergian jika tidak penting
  • Masyarakat didorong bekerja dari rumah jika bisa, tetap di rumah bila merasa tidak sehat, menjaga jarak dari orang lain di tempat umum, dan sering mencuci tangan
  • Masyarakat berusia 70 tahun ke atas atau yang masuk kelompok risiko tinggi diminta tetap di rumah
  • Perkumpulan lebih dari 50 orang dilarang.
  • Bar dan restoran hanya boleh melayani masyarakat yang sudah duduk agar tidak ada kerumunan
  • Masyarakat tak boleh mengunjungi nursing home atau panti jompo karena berisiko tinggi.
Kaled Hasby Ashshidiqy

Dipublikasikan oleh
Kaled Hasby Ashshidiqy

Berita Terkini

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

5 hari ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

1 minggu ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Kembali Raih Predikat The Best Company to Work For in Asia untuk Ketujuh Kalinya

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah Catat Pertumbuhan Tertinggi Nasional pada Tahun 2025

Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More

3 minggu ago

This website uses cookies.