Kisah fetish serbet dapur dibagikan oleh salah satu pengguna Twitter bernama Aurelia melalui akun Twitter @senjatanuklir, Minggu (4/10/2020), Minggu (4/10/2020). (Twitter-@senjatanuklir)
Madiunpos.com, MADIUN – Beberapa waktu lalu sempat viral seorang mahasiswa bernama Gilang atau biasa dikenal Gilang Bungkus yang sempat menggemparkan publik dengan aksi aneh fetish pocong kain jarik. Tak kalah aneh, kini muncul fetish serbet dapur yang menjadi sorotan publik.
Dikutip dari Psychologytoday.com, fetish adalah dorongan seksual seseorang yang berhubungan dengan benda mati. Bila seseorang memiliki fetish, dia akan terangsang secara seksual ketika memakai atau menyentuh suatu objek.
Kisah fetish serbet dapur itu kali pertama dibagikan oleh salah satu pengguna Twitter bernama Aurelia, melalui akun Twitter-nya @senjatanuklir, Minggu (4/10/2020), ia bercerita mengenai pengalamannya mendapat direct message (DM) aneh yang mengatasnamakan endorse serbet dapur.
Pengemudi Mengantuk, Mobil Nyungsep di Selokan Jalan Madiun
Awal mulanya Aurelia mendapatkan tawaran endorse dari salah satu akun melalui pesan Instagram yang menawarkan serbet dapur.
“Haaii kakak cantiiikk, boleh endorse serbet dapur gak? Kak,” demikian isi DM yang diterima Aurelia dari akun Instagram @tamaserbet.
Setelah melihat ke akun Instagram akun itu, betapa terkejutnya dia ketika melihat isi dari unggahan akun tersebut. Pemilik akun yang bersangkutan ternyata sering mengunggah foto kepala sesorang yang tengah di bungkus sekujur kepalanya menggunakan kain serbet, bahkan hanya menyisakan mata dan mulut saja.
Duh, Truk Pos Indonesia Digunakan Mengangkut Kayu Ilegal di Madiun
“Gue disini ga mau kink atau fetish shaming. Tapi ayolah, u bisa lakuin ini di komunitas sendiri yok,” tulis Aurelia di caption unggahan tersebut.
Cuitan dari Aurelie ini akhirnya dibanjiri komentar warganet di media sosial. Bahkan sampai saat ini cuitannya tersebut telah di retweets oleh 4.400 orang serta mendapat 18.200 suka dari pengguna Twitter.
Saat unggahan itu viral, pemilik akun @tamaserbet langsung menghapus satu persatu kontennya. Bahkan, akun tersebut sudah tidak ada lagi.
Waspada, Gempa Guncang Gunungkidul dan Lumajang
“Demi dah makin lama makin freak aja, kmren kaen jarik skrng serbet besok aplgi bgst taplak ???,” tanya pengguna akun Twitter @FazzudeCato.
“Ini fetish mirip sama yg kain jarik buat bungkus mayat itu wkwk kykny mereka dpt sensasi nafsunya dri ketersiksaan atau rasa pengap or something,” tulis pengguna akun Twitter @Carrierrons.
“Gue pernah di follow sama yang fetish kain slampe [selampe/handuk] gitu, tau ga sih? kain yang buat ngelap muka bapak bapak gt yg suka buat bekep mulut orang kalo nyulik di film film.. trs isi list friend nya jg fetish kain slampe,gapake lama langsung gue RnB orangnya serem ihh,” ujar pengguna akun Twitter @PEACHYLOOVA.
Menikahi Wanita Lansia 68 Tahun, Pria 32 Tahun Ini Dapat Uang Rp801 Juta
Setelah ditelisik lebih lanjut, rupanya kasus fetish kain serbet dapur ini sudah lama viral pada tahun 2018 lewat akun Facebook Cicih Suricih. Kasus itu pernah viral di akun Facebook Cicih, tampak foto profil seseorang yang mengenakan penutup kepala berwarna hijau dengan wajah terbungkus kain serbet dapur.
Kini, kasus fetish kain serbet dapur kembali menjadi sorotan usai kasus fetish kain jarik yang pelakunya Gilang Bungkus sempat mencuat.
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More
Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More
Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More
Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More
This website uses cookies.