Harga Kebutuhan Pokok Bayangi Inflasi Kota Malang 2016

Harga Kebutuhan Pokok Bayangi Inflasi Kota Malang 2016 Ilustrasi aktivitas pasar penyedia pangan masyarakat. (JIBI/Solopo/Dok.)

    Harga kebutuhan pokok dinilai sangat berpotensi memicu inflasi Kota Malang sepanjang 2016.

    Madiunpos.com, MALANG — Volatilitas harga bahan kebutuhan pokok diperkirakan akan membayangi inflasi Kota Malang pada 2016. Hal itu dipicu faktor musim yang dinilai kurang menguntungkan untuk mendukung kegiatan sektor pertanian.

    Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Jaka Setyawan mengatakan musim kemarau 2015 yang berkepanjangan karena fenomena alam El Nino dikhawatirkan mempengaruhi produksi pangan. “Musim kemarau panjang berdampak pada musim tanam di sentra-sentra produksi padi menjadi mundur,” ujarnya di Malang, Selasa (12/1/2016).

    Masalah tersebut sudah diantisipasi pemerintah dengan impor beras sehingga pasokan bahan kebutuhan diharapkan bisa terjamin dan harga tidak melonjak saat pasokan dalam negeri berkurang. Positifnya, kata dia, realisasi inflasi Kota Malang 2015 yang rendah, yakni 3,22%, menunjukkan masalah distribusi antardaerah terhadap bahan kebutuhan pokok sudah semakin baik sehingga dari pasokan tidak mengalami kendala yang berarti.

    Tim Pengendali Inflasi Daerah juga berperan positif untuk mendukung pengendalian harga. Karena alasan itulah, BI Malang menargetkan inflasi Kota Malang pada 2016 yang relatif rendah, yakni pada kisaran 4%±1%.

    Target itu berarti lebih rendah daripada target 2015 yang dipatok 4,5%±1%, namun lebih tinggi dari realisasi inflasi sepanjang tahun lalu yang mencapai 3,32%. Sementara itu, untuk menjaga produktivitas tanaman pangan, BI segera survei ke lapangan, terutama mengetahui kondisi infrastrutktur pertanian, seperti irigasi, untuk mendukung peningkatan produksi.

    Dengan melihat kondisi infrastruktur pertanian, maka permasalahan segera dapat dipetakan dan dicari jalan keluarnya oleh instansi terkait. Dengan begitu pula, maka dapat diprediksi tentang tingkat keberhasilan budi daya tanaman pangan, terutama padi.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.