HARGA KEBUTUHAN POKOK : Populasi Dikurangi, Harga Ayam Segera Naik

HARGA KEBUTUHAN POKOK : Populasi Dikurangi, Harga Ayam Segera Naik Penampungan ayam milik pengepul di Malang, Selasa (9/6/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

    Harga kebutuhan pokok masyarakat, daging ayam, diharapkan kalangan peternak segera naik seiring upaya pengurangan populasi day old chicken.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah berencana melakukan pengurangan populasi ayam (cut off) 30% terhadap day old chicken (DOC) atau bibit ayam demi menggenjot harga daging ayam di pasaran. Harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut selama ini dinilai kelewat rendah sehingga membuat kalangan peternak merugi.

    Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Timur, Hidayat Tur Rahman, menjelaskan harga ayam, terutama ayam boiler pada 2014 sangat jatuh akibat terlalu banyak pasokan ayam hingga 44 juta ekor/pekan. Padahal konsumsi ayam di Indonesia sejatinya hanya 32 juta ekor/pekan.

    "Diharapkan kalau ada pengurangan populasi tetapi tidak dalam. Suplay dan demand harus dijaga, bagaimana agar konsumen tetap bisa membeli dan peternak tidak rugi," katanya Minggu (2/8/2015).

    Didongkrak Lebaran
    Kelebihan populasi ayam yang terjadi tahun 2014 lalu itu, diakuinya cukup merugikan peternak karena harga kebutuhan pokok itu menjadi relatif rendah. Sementara itu, tingkat konsumsi daging ayam di Indonesia masih sangat rendah, yakni 3 kg/kapita/tahun-4 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi telur hanya 8 kg/kapita/tahun. "Di negara-negara tetangga konsumsi ayam dan telur sudah 15 kg/kapita/tahun," imbuhnya.

    Meskipun sempat jatuh hingga di bawah Rp14.000/kg, tetapi tahun 2015 ini harga daging ayam berangsur-angsur naik. Saat ini, harga daging ayam boiler utuh sekitar Rp19.000/kg, sedangkan karkas (daging ayam) mencapai Rp35.000/kg-Rp36.000/kg. "Seminggu sebelum Lebaran harga cenderung naik, tapi setelah itu turun sedikit-sedikit. Idealnya, harga pokok peternak (HPP) adalah Rp16.000/kg-Rp17.000/kg, dan jangan sampai jatuh lagi," ujar Hidayat.

    80% Blitar
    Kontribusi populasi ayam di Jawa Timur saat ini mencapai 30% dari populasi nasional. Di wilayah Jatim, terbanyak disuplai dari Blitar dengan kontribusi 80%.

    Hidayat menambahkan walaupun selama ini kelebihan populasi, tetapi peternak lokal masih sulit bermain di pasar ekspor mengingat banyaknya syarat-syarat sertifikasi yang harus dipenuhi sebelum masuk ke negara lain. Sedangkan penyerapan ayam di hotel dan restoran, tambah Hidayat, juga masih sangat kecil.

    "Memenuhi standar mutu untuk ekspor bagi peternak lokal itu sulit sekali, biayanya juga enggak sedikit," imbuhnya.

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.