Hujan Belum Berdampak pada Wilayah Kekeringan di Ponorogo

Hujan telah mengguyur wilayah Ponorogo untuk pertama kalinya setelah musim kemarau, namun hujan pertama ini belum memberikan dampak terhadap kekeringan yang dialami warga.

Hujan Belum Berdampak pada Wilayah Kekeringan di Ponorogo Ilustrasi hujan (Pemco.com)

Madiunpos.com, PONOROGO -- Hujan pertama setelah musim kemarau mengguyur wilayah Ponorogo pada Selasa (6/11/2018). Namun, hujan tersebut belum berdampak pada daerah-daerah yang mengalami bencana kekeringan di Kota Reog.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Setyo Budiono, mengatakan pihaknya masih mengirim bantuan air bersih ke sejumlah desa yang tersebar di beberapa kecamatan se-Ponorogo.

"Kami masih mengirim air bersih. Belum ada dampaknya karena cuma sehari hujannya," ujar dia, Rabu (7/11/2018).

Budi menuturkan pada musim kemarau ini ada delapan kecamatan mengalami krisis air bersih. Sebab, banyak sumber air warga Ponorogo mengering.

Delapan kecamatan yang mengalami kekeringan yaitu Pulung, Balong, Slahung, Badegan, Sampung, Bungkal, Mlarak, dan Sawoo.

Kekeringan pada tahun ini juga meluas di beberapa desa seperti di Desa Munggu Kecamatan Bungkal, Desa Slahung Kecamatan Slahung, dan Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo.

Selama ini Desa Munggu, Desa Slahung, dan Desa Tumpuk, kata Budi, tidak pernah mengalami kekeringan. Namun, tahun ini justru tiga desa ini mengalami kekeringan. Dia memperkirakan penyebabnya karena terjadi kerusakan alam sehingga membuat sumber air di desa tersebut habis.

BPBD Ponorogo sejak bulan Juni lalu telah men-dropping air bersih ke desa-desa terdampak kekeringan. Sebelum distribusi air bersih, BPBD juga melakukan survei ke lokasi untuk melihat kondisi medan yang akan dilalui dan ketersediaan tandon untuk air bersih.

Dalam sepekan setiap titik akan di-dropping air bersih sebanyak dua kali. Satu kali dropping air yaitu 12.000 liter air atau dua tangki. Air tersebut biasanya digunakan masyarakat untuk kebutuhan air minum, memasak, dan sebagian kecil untuk kebutuhan mandi cuci kakus (MCK).

Seorang petani asal Bungkal, Gayuh, mengatakan hujan perdana telah mengguyur desanya, Selasa. Dia mengatakan untuk saat ini hujan tersebut belum berdampak apa pun. Sumber air untuk lahan pertanian di desanya juga belum normal.

"Kemarin sudah hujan, tapi belum memberikan dampak. Saat ini kami masih menunggu panen jagung," ujar dia saat dihubungi Madiunpos.com.  

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya



Editor : Rohmah Ermawati

Get the amazing news right in your inbox

Berita Terpopuler

0 Komentar

Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

Komentar Ditutup.