Kategori: Kisah Unik

Inspiratif! Pemuda Madiun Ini Manfaatkan Sampah Popok untuk Media Tanam dan Pupuk

Madiunpos.com, MADIUN -- Banyaknya sampah diaper atau popok sekali pakai yang dibuang di sungai menjadi keresahan tersendiri sebagaian orang. Termasuk bagi pemuda asal Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Irwan Budiyanto.

Dia mengaku resah atas banyaknya warga yang abai dan tidak memerhatikan lingkungan dengan membuang sampah diaper di sungai maupun secara sembarangan. Padahal, sampah jenis ini membutuhkan waktu cukup lama untuk proses penguraian serta bisa menyebabkan bencana.

Pemuda 28 tahun ini mengingat banjir besar yang terjadi di Madiun pada tahun lalu itu juga terjadi karena banyaknya sampah diaper yang dibuang di sungai. Sehingga sampah tersebut menumpuk hingga menyebabkan aliran sungai mampet.

Namun, terkadang warga juga bingung untuk membuang sampah jenis ini. Ada mitos yang masih melekat di masyarakat bahwa diaper tidak boleh dibakar karena bisa membuat bayi jadi sakit.

IDB Pinjamkan Rp2,6 Triliun untuk Bangun Transportasi Bertanaga Listrik di Bali

“Saya juga punya bayi usia tiga bulan. Itu setiap hari bisa menggunakan lima sampai enam diaper. Ibu bilang kalau diaper tidak boleh dibakar, harus dibuang. Biasanya dibuang di sungai. Tapi saya tidak mau, karena itu bisa mencemari lingkungan dan bisa memicu banjir. Akhirnya sampah popok itu dikubur di pekarangan rumah,” jelasnya saat berbincang dengan Madiunpos.com, Sabtu (24/10/2020).

Namun, hal itu ternyata tidak menjadikan soluasi. Karena sampah diaper setiap hari ada, sedangkan tempat untuk menguburnya terbatas. Selain itu, ia sadar sampah popok ini bisa merusak tanah.

Pemuda asal Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Irwan Budiyanto, memanfaatkan gel yang ada di dalam popok sekali pakai untuk dijadikan media tanam. (Istimewa)

Hingga akhirnya, Irwan memiliki ide untuk memanfaatkan sampah popok ini untuk media tanam dan pupuk tanaman. Ide tersebut didapatnya dari sejumlah penelitian yang tertulis dalam jurnal ilmiah. Selain itu, Irwan sendiri merupakan alumnus Magister Manajemen Agribisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Untuk membuat pupuk dan media tanam dari sampah popok ini terbilang mudah. Ia mengambil sampah popok yang habis dipakai anaknya. Kemudian diambil gel yang ada di setiap popok. Setelah itu gel tersebut dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL).

Irwan membikin MOL tersebut sendiri. Yaitu dengan bahan keong (bisa juga diganti dengan tempe maupun tape), air kelapa, air cucian beras, dan diberi glukosa atau air tebu. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu. Kalau tidak ingin ribet, bisa membeli MOL instan atau E4. Cairan itu bisa didapatkan di toko pertanian.

5 Pegawai Kantor di Ponorogo Positif Covid-19 Usai Terima Kunjungan Tamu dari Surabaya

Setelah itu, gel popok tersebut dicampur dengan air sekitar 1 liter dan diberi MOL sekitar 1 gelas. Setelah dicampur tinggal menunggu proses fermentasi selama 10 hingga 14 hari.

“Proses fermentasi selesai, gel popok itu bisa digunakan untuk media tanam dan airnya bisa untuk pupuk,” ujarnya.

Gel yang sudah dicampur dengan MOL tersebut tidak bisa langsung digunakan menjadi media tanam. Tetapi harus dicampur menggunakan tanah dan kemudian bisa digunakan untuk menanam.

“Sedangkan untuk cairannya bisa untuk pupuk,” ujarnya.

Inka Garap Sarana Transportasi Bertenaga Listrik di Bali

Dia menyebut keuntungan menggunakan gel diaper untuk media tanam yakni tidak perlu sering menyirami tanaman. Karena gel tersebut memiliki daya untuk menyimpan air. Selain itu gel yang digunakan untuk media tanam juga menjadi pupuk. Sehingga pemberian pupuk bisa dikurangi.

“Kalau biasanya pemberian pupuk itu dua pekan sekali. Ini bisa tiga pekan sekali dalam pemberian pupuk,” jelas pemuda yang memiliki usaha di bidang pembibitan tanaman dan tanaman hias ini.

Tapi, menurutnya yang paling utama yakni memanfaatkan sampah popok tersebut. Sehingga sampah popok yang biasanya menjadi masalah bisa dimanfaatkan.

Lebih lanjut, untuk sampah popok yang baru diguanakan tidak bisa langsung dijadikan media tanam. Karena popok tersebut masih ada air kencing yang mengandung amonia. Senyawa tersebut ketika langsung diberikan ke tanaman hasilnya kurang bagus. Sehingga perlu difermentasi.

Cara pemanfaatan limbah popok ini juga kerap ditularkan bagi warga yang datang ke rumahnya. Melalui edukasi tersebut diharapkan warga bisa memanfaatkan sampah popok ini untuk lebih berguna. Selain itu juga mengurangi pembuangan sampah popok di sungai.

Abdul Jalil

Dipublikasikan oleh
Abdul Jalil

Berita Terkini

Kolaborasi Pegadaian & Relawan Bakti BUMN Batch VIII, Bangun Desa Aan di Bali Lebih Mandiri

Madiunpos.com, BALI – Pegadaian kembali rajut kolaborasi bersama Relawan Bakti BUMN untuk pembangunan desa dengan… Read More

17 jam ago

Pegadaian Cari Talenta Emas Melalui Pegadaian Future Leaders Program

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali membuka kesempatan emas bagi para pencari kerja yang ingin… Read More

2 hari ago

Pegadaian Geber Promo via Aplikasi Digital Pegadaian, Cek Cara Dapatkannya

Madiunpos.com, JAKARTA--Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pegadaian menghadirkan serangkaian promo menarik… Read More

2 hari ago

Inovasi Emas Pegadaian Buahkan Hasil: Layanan Bank Emas Cetak Kinerja Gemilang

Madiunpos.com, JAKARTA -- PT Pegadaian mencetak pencapaian luar biasa dalam perjalanan transformasi bisnisnya, dengan mencatatkan… Read More

2 minggu ago

Komitmen Kerja Sama Strategis Pegadaian dengan Universitas Indonesia, Ruang Kreatif Kompak Guyub Bahagia Diresmikan

Madiunpos.com, DEPOK – PT Pegadaian terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ekosistem pendidikan di Indonesia dengan… Read More

2 minggu ago

Perluas Akses Pembiayaan untuk Sektor Alih Daya, Pegadaian & ABADI Jalin Kerja Sama Strategis

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali memperkuat komitmennya dalam memperluas akses layanan keuangan produktif dengan… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.