Jelang Final Liga Champions: Ambisi Mbappe Membawa PSG Menaklukkan Kebrutalan Bayern

Kylian Mbappe ingin ukir sejarah di Liga Champions bersama PSG.

Jelang Final Liga Champions: Ambisi Mbappe Membawa PSG Menaklukkan Kebrutalan Bayern Kylian Mbappe (kanan) bersama rekan setim. (JIBI/Solopos/Reuters)

    Madiunpos.com, LISBON -- Paris Saint-Germain (PSG) akan memainkan laga final Liga Champions untuk kali pertama mereka pada Senin (24/8/2020) pukul 02.00 WIB nanti. Sementara bagi Bayern Munich, ini akan jadi final kali ke sebelas.

    Rekam jejak PSG di kancah Liga Champions jelas sangat jomplang jika dibangdingkan Bayer yang sudah mengumpulkan lima trofi si kuping lebar, julukan trofi Liga Champions. Fakta itu pula yang membakar semangat striker muda PSG, Kylian Mbappe, untuk memenangi liga para juara Benua Biru tersebut. Kylian Mbappe berambisi memenangi final Liga Champions demi mengukir sejarah bareng Paris Saint-Germain. Baginya juara bareng PSG akan terasa jauh lebih nikmat.

    Melaansir detik.com, Secara pengalaman, Les Parisiens, julukan PSG, harus mengakui keunggulan Bayern. Tim asal Jerman itu dalam sejarahnya sudah 10 kali tampil di final Liga Champions, dengan hasil lima kali juara dan lima kali jadi runner-up.

    Catatan sejarah juga tidak mengunggulkan PSG di pertandingan nanti. Mereka dibayangi fakta bahwa dari empat tim Prancis yang sebelumnya berhasil ke final, hanya satu yang mampu jadi juara yakni Marseille pada 1992/1993 silam.

    Marseille pernah gagal di final lainnya pada 1990/1991, kala turnamen masih bernama Piala Champions. Reims dua kali ke final pada 1955/1956 dan 1958/1959, dua kali pula gagal. Dua tim lainnya yang gagal juara adalah Saint Etienne dan AS Monaco. St Etienne kalah di final 1975/1976, sementara Monaco pada 2003/2004 silam dan menjadi tim Prancis terakhir yang menjejak final.

    Tak Terima Diejek Rambut Palsu, Antonio Conte Tantang Duel Pemain Sevilla

    Alasan Mbappe

    Tapi buat Mbappe, justru itulah yang akan menambah nikmatnya trofi Liga Champions jika PSG juara nanti. Membawa sebuah klub Prancis juara Liga Champions akan jadi pencapaian tersendiri. "Itulah alasan tepatnya saya bergabung dengan klub ini. Saya selalu mengatakan ingin menuliskan sejarah sepak bola Prancis. Saya punya kesempatan lain untuk melakukannya besok," ujarnya, dikutip Sky Sports.

    "Sejak saya gabung pada 2017, kami sudah mengalami sejumlah kekecewaan. Sekarang kami ada di final dan itu menunjukkan saya tidak menyerah dan kami sebagai tim pun demikian."

    "Akan menjadi sebuah ganjaran yang sesungguhnya kalau kami bisa memenangi kompetisi ini dengan sebuah tim Prancis. Itulah misi saya ketika saya bergabung," imbuh pemain yang memenangi Piala Dunia 2018 bersama tim nasional Prancis ini.

    Tetap Menyerang

    Di kubu lawan, Bayern menyadari PSG punya pemain-pemain berbahaya. Tapi itu tak berarti Bayern harus mengubah gaya bermain yang sejauh ini berhasil. Bayern dan PSG sejauh ini sudah delapan kali bertemu di Liga Champions, seluruhnya di fase grup. PSG unggul catatan pertemuan dengan lima kemenangan berbanding tiga milik Bayern.

    Tapi Bayern punya bekal sendiri untuk menghadapi final nanti. Pasukan besutan Hansi Flick itu musim ini sangat tajam dan ganas di depan gawang lawan, dengan sudah mengoleksi 42 gol dalam 10 laga. Jumlah gol itu hanya kalah dari catatan Barcelona di musim 1999/2000, ketika mencetak 45 gol dalam semusim. Tapi patut dicatat pula, 45 gol itu dikumpulkan Barcelona dari 16 pertandingan.

    Final Ideal Liga Champions, Bayern Munich Vs Paris Saint-Germain

    Jangan lupa, pada perempat final Liga Champions musim ini, mereka membantai habis Barcelona 8-2. Brutal!

    Bayern jadi tim paling produktif di fase grup dengan 24 gol. Die Roten lantas mencetak tujuh gol ke gawang Chelsea, delapan gol ke gawang Barcelona, dan tiga gol ke gawang Lyon.

    Sebagai perbandingan, PSG mencetak 17 gol di babak grup dan jadi tim tertajam ketiga setelah Bayern dan Tottenham Hotspur. Tim arahan Thomas Tuchel itu menambah delapan gol di fase gugur, sehingga sejauh ini sudah membukukan total 25 gol.

    Trio Penyerang PSG

    Ancaman paling nyata buat Bayern di final nanti adalah kecepatan para penyerang PSG; Neymar, Mbappe, dan Angel Di Maria. Apalagi Bayern gemar memainkan garis pertahanan tinggi yang memberikan celah untuk dieksploitasi mereka.

    Tapi Flick memastikan tidak akan melakukan banyak perubahan menghadapi ancaman tersebut. Bayern bakal bermain seperti biasanya: menyerang dan mengontrol permainan.

    "Dalam pertandingan kami selama 10 bulan terakhir, kami sudah selalu mencoba menekankan gaya kami ke lawan dan selalu bermain dengan garis pertahanan tinggi. Pada akhirnya kami mendapatkan hasil-hasil dari sana, jadi kami tidak akan terlalu banyak berubah," ungkap Flick dikutip Sky Sports.

    Untuk Kali Pertama PSG ke Final Liga Champions Seusai Tumbangkan RB Leipzig

    "Yang kami sadari pertama-tama adalah fakta bahwa kami punya pertahanan garis tinggi, kami tentunya tidak ingin memberikan terlalu banyak ruang untuk lawan, tapi pastinya ada banyak ruang di belakang garis pertahanan kami."

    "Yang penting adalah kami bisa menekan lawan ketika menguasai bola. Kami harus memastikan bisa menutup semua area tersebut ketika bola mengarah ke belakang pertahanan."

    "Penting untuk memotong jalur-jalur umpan dan tidak memberikan lawan ruang untuk mengirimkan bola. Mereka punya kecepatan dan merupakan tim top dengan pemain-pemain luar biasa," imbuhnya.



    Editor : Kaled Hasby Ashshidiqy

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.