KEKERINGAN PONOROGO : Air Minim, Warga Desa Suren Jarang Mandi dan Berniat Jual Ternak

KEKERINGAN PONOROGO : Air Minim, Warga Desa Suren Jarang Mandi dan Berniat Jual Ternak Warga Desa Suren, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, mengambil air di bak penampungan dari BPBD Ponorogo, Selasa (29/8/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Kekeringan Ponorogo, warga Desa Suren mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

    Madiunpos.com, PONOROGO — Ratusan warga di Desa Suren, Kecamatan Mlarak, Ponorogo, kekurangan air bersih dalam beberapa pekan terakhir. Warga Suren terpaksa jarang mandi dan berencana akan menjual ternak mereka jika kesulitan air terus berlanjut

    Seorang warga desa setempat, Nafikah, 50, mengatakan sumber air di Desa Suren semakin menipis dalam sebulan terakhir. Kondisi tersebut sudah menjadi langganan warga setempat pada saat musim kemarau.

    Dia menuturkan dalam sebulan terakhir sudah jarang mandi. Hal ini dilakukan karena jumlah air di desanya sangat minim dan lebih diutamakan untuk kebutuhan konsumsi.

    “Sudah jarang mandi. Jangankan untuk mandi, untuk konsumsi saja susah,” kata dia, Selasa (29/8/2017).

    Nafikah menuturkan saat ini hanya mengandalkan air kiriman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo untuk dikonsumsi.Sedangkan untuk mencuci dan mandi mengandalkan air sungai yang dialirkan ke penampungan.

    “Alirannya tidak besar, airnya juga kotor. Kami harus menyaringnya terlebih dahulu sebelum digunakan,” jelas petani ini.

    Kekeringan pada musim kemarau tahun ini juga diakui mengganggu perekonomiannya. Sawah yang seharusnya ditanami tidak tergarap karena tidak ada air. Selain itu, dia berencana menjual hewan ternak miliknya.

    Menurut dia, kalau tidak dijual tentu akan membahayakan karena dirinya kesulitan memberi pakan dan memberi air. Selama ini, dirinya mengandalkan air sungai untuk konsumsi ternak. Namun, saat ini sungai sudah tidak ada airnya.

    Sekretaris Desa Suren, Jaenuri, mengatakan kekeringan menjadi masalah klasik di desa setempat dan terjadi sejak puluhan tahun silam. Selama ini warga hanya mengandalkan saluran irigasi dari Kecamatan Pulung.

    Dia menuturkan kondisi tersebut menjadi lebih baik sejak PDAM masuk ke desa mereka sekitar 2005. Namun, hal itu tidak bertahan lama lantaran pasokan air PDAM juga mampet saat musim kemarau. “PDAM beralasan sulit mencari sumber air terdekat. PDAM juga sudah pernah melakukan pengeboran di Pulung untuk memasok air. Tetapi gagal karena faktor geografis,” jelas dia.

    Warga setempat juga pernah membuat sumur dalam di Dusun Wonojati sedalam 165 meter. Namun, pengeboran itu sia-sia lantaran tidak ada sumber air di lokasi tersebut.

    Selama ini warga hanya mengandalkan air sungai dan bantuan air bersih dari BPBD. Padahal, pengiriman air bersih terkadang telat karena terkendala persoalan teknis.

    “Kalau sudah seperti ini, warga lebih memilih memanfaatkan air tersebut untuk konsumsi. Mereka jarang mandi karena memang tidak ada air,” terang dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.