Kategori: News

Kementan Keluarkan Tiga Obat Anticorona, Lembaga Eijkman: Jangan Diklaim Bisa Bunuh Virus

Madiunpos.com, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan tiga produk yang diklaim mampu menangkal virus corona. Tiga produk itu berupa inhaler, difusser oil, hingga kalung anticorona.

Ketiga produk tersebut dikatakan berisi formula yang mampu membunuh Covid-19. Apakah benar demikian?

Seperti dilansir dari detik.com, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan sebelum mematenkan ketiga produk tersebut pihaknya telah lebih dulu menguji berbagai tumbuhan yang berpotensi sebagai antivirus Corona. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang paling efektif ditemukan pada tanaman eucalyptus dengan memanfaatkan kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).

Kasus Covid-19 Melandai, PSBB Malang Raya Disebut Memiliki Harapan

Produk berbentuk inhaler. (detik.com)

Fadjry mengatakan bahwa hasil telusur ilmiah serta riset daya antivirus pada eucalyptus bahwa senyawa aktif cineole ini berpotensi bisa membantu pencegahan Covid-19 karena senyawa ini dapat mengikat Mpro yang terdapat dalam virus corona jenis apa pun.

Mpro merupakan main protease (3CLPro) atau enzim kunci dari virus korona yang memiliki peran penting dalam memediasi replikasi dan transkripsi virus. Mpro inilah yang ditarget agar laju replikasi dan transkripsi virus menjadi terhambat.

"Kesimpulan kami bisa (membunuh COVID-19), karena bahan aktif yang dimiliki eucalyptus dan target bisa membunuh Mpro itu. Nah kandungan Mpro berlaku pada Covid-19 yang juga ada, dia bisa mereplikasi," kata Fadjri, Senin (18/5/2020).

Bawa Pemudik dari Bali dan Madura, 5 Mobil Travel Diamankan di Bondowoso

Produk berbentuk kalung antiCorona. (detik.com)

Penelitian 10 Tahun

Menurut Fadjri, hasil penelitian ilmiah terhadap eucalyptus tersebut telah dilakukan lama di laboratorium yang mengantongi sertifikat level keselamatan biologi (Biosafety) Level 3 (BSL3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner. Virologi Kementan pun sudah tak asing lagi menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona, dan gamma corona.

"Kami punya koleksi corona cukup banyak, kami meneliti corona sejak 10 tahun lalu bukan baru sekarang, koleksi kami ada beta corona, gamma corona, dan beberapa corona lain," paparnya.

Virus SARS Cov-2 atau Covid-19 ini sendiri merupakan salah satu varian dari beta Corona.

Kasus Pertama! Pasien Positif Corona di Ponorogo Meninggal Dunia, Pemudik dari Surabaya

Ia menegaskan klaim eucalyptus sebagai penawar COVID-19 bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Prototipe inovasi antivirus berbasis eucalyptus ini sebelumnya juga telah diluncurkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk kondisi darurat dan siap diproduksi massal. Bentuknya berupa inhaler, roll on, diffuser, kalung, dan balsam.

"Sekarang kita butuh cepat, toh kita sudah punya berapa dosis yang tidak membahayakan untuk tubuh, aman digunakan paling tidak mencegah penularan," tuturnya.

Fadjri membantah pihaknya terburu-buru memublikasikan produk inovasi eucalyptus sebagai antivirus Corona sebelum dilakukan uji klinis. Kandungan senyawa aktif yang ada pada eucalyptus sama halnya dengan minyak kayu putih, namun dengan kadar yang berbeda. Produk tersebut sangat aman selama tidak dikonsumsi langsung seperti diminum atau disuntikkan.

Pemprov Jatim Cabut Surat Edaran, Salat Idul Fitri di Masjid Al Akbar Ditiadakan

"Virus bertahan di mulut bisa satu minggu dan di hidung atau tenggorokan bisa dua pekan. Mengapa swab dilakukan di hidung dan tenggorokan karena cairan yang mengandung virus menumpuk di situ, kami sudah coba uji," ucapnya.

Tak Bisa Menyembuhkan

Sementara itu Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio, mengatakan eucalyptus memang sudah lama digunakan sebagai obat herbal. Tetapi tidak bisa disebut sebagai obat yang dapat mengatasi penyakit tertentu.

"Setahu pengetahuan saya di badan BPOM itu ada aturannya, jadi obat bahan alam, obat tradisional itu tidak bisa mengklaim sebagai menyembuhkan," kata Prof Amin, Selasa (19/5/2020).

Hidup Berdamai Dengan Covid-19, Ini Saran Peneliti UI

"Jadi kalimatnya harus berbunyi membantu meningkatkan kesehatan, membantu mengurangi gejala. Tapi tidak bisa diklaim sebagai spesifik mengatasi penyakit," lanjutnya.

Menurut Prof Amin, walaupun dikatakan sudah ada penelitian yang dilakukan tentang eucalyptus dapat mencegah virus Corona, produk ini tidak dapat diklaim membunuh virus.

"Selagi menggunakan obat bahan alam, tetap saja tidak bisa mengklaim menyembuhkan atau membunuh virus," jelasnya.

Kaled Hasby Ashshidiqy

Dipublikasikan oleh
Kaled Hasby Ashshidiqy

Berita Terkini

Pengguna Tring! by Pegadaian Tembus 2 Juta

Madiunpos.com, JAKARTA-Aplikasi unggulan, Tring! by Pegadaian, kini berhasil menembus angka 2 Juta pengguna terdaftar, sejak… Read More

2 jam ago

Penguatan Ekosistem Bullion melalui Forum Bullion Connect 2025: Linking Mines to Markets

Madiunpos.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama OJK berkolaborasi dengan World Gold Council (WGC)… Read More

6 hari ago

Pegadaian Dorong Akses Pendidikan di Timur Indonesia melalui Kapal Literasi Moh. Hatta

Madiunpos.com, MALUKU – Dalam semangat memperluas akses pendidikan dan literasi hingga ke pelosok negeri, Pegadaian… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga, Solusi Cepat dan Ringan untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali hadirkan program Gadai Bebas Bunga, sebagai bentuk komitmennya untuk meringankan beban… Read More

3 minggu ago

Pegadaian Catat Kinerja Gemilang di Q3 2025 Berkat Komitmen Jadi Akselerator Inklusi Keuangan

Madiunpos.com, JAKARTA-Pegadaian catatkan kinerja keuangan yang membanggakan pada kuartal III tahun 2025 ini. Pegadaian menegaskan… Read More

3 minggu ago

Berkat ATM Emas, Pegadaian Raih Penghargaan Best Innovation di BRI Subsidiaries Forum Q3 2025

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali buktikan posisinya sebagai gold ecosystem leader. Kali ini Pegadaian meraih penghargaan… Read More

4 minggu ago

This website uses cookies.