Ketapang-Gilimanuk Belum Ideal
Ketapang-Gilimanuk belum ideal karena jumlah dermaga yang tak seimbang.
Madiunpos.com, SURABAYA – Pengusaha angkutan sungai, danau dan penyeberangan di Jawa Timur menilai kapasitas dermaga di Ketapang Banyuwangi dan Gilimanuk Bali masih belum ideal. Jumlah dermaga yang beroperasi di kedua pelabuhan penghubung Ketapang-Gilimanuk di Selat Bali itu tidak seimbang.
Ketua Gabungan Pengusaha Sungai, Danau dan Penyebrangan (Gapasdap) Jawa Timur, Khoiri Soetomo mengatakan meski ada tambahan satu dermaga di Ketapang dan Gilimanuk, tetapi kapasitasnya masih belum memadai. Pelabuhan penghubung Ketapang-Gilimanuk di Selat Bali itu hanya mampu menampung kapal berkapasitas 500 gross ton.
“Idealnya, kapasitas dermaga adalah minimal 5.000 GT. Seharusnya ada langkah perbaikan atau ada pengerukan alur di Ketapang Gilimanuk karena pemerintah sendiri telah mensyaratkan agar 2018 kapal-kapal di Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk dianjurkan minimal 5.000 GT,†katanya Kamis (23/7/2015).
Saat ini, total dermaga di pelabuhan penghubung Ketapang-Gilimanuk di Selat Bali itu masing-masing memiliki 3 dermaga movible brigde (MB), satu dermaga ponton. Sementara jumlah kapal ferry yang memiliki izin di penyeberangan Jawa-Bali tersebut sebanyak 47 kapal.
Kondisi itu berbeda dengan Pelabuhan Merak yang dilengkapi lima dermaga MB ataupun Bakauheni yang dilengkapi enam dermaga yang cukup ideal untuk penyebrangan 30 kapal. Sementara, kapal ferry yang beroperasi di kedua pelabuhan tersebut berjumlah 58 kapal.
“Kurang idealnya jumlah dermaga dan segala fasilitasnya juga terjadi di merak-Bakauheni,†imbuh Khoiri.
Dari segi kualitas, katanya, kondisi rata-rata dermaga MB dan Ponton di Ketapang-Gilimanuk tersebut sudah berusia 30 tahun lebih sehingga rentan terhadap keselamatan dan stabilitas kapal. Bila diilustrasikan, kata Khoiri, angkutan laut sama halnya dengan udara, di mana saat ini banyak tambahan armada pesawat dengan kapaitas besar dan landasan pacunya juga harus diperkuat dan diperpanjang.
“Kalau tidak ada perbaikan-perbaikan dermaga atau penambahan dermaga baru, nanti akan terjadi masalah, bukan hanya mengancam keseimbangan bisnis tapi juga safety,†katanya.
Diketahui, Ketapang-Gilimanuk baru saja dibangun masing-masing satu dermaga baru tetapi masih berkapasitas 500 GT. Pembangunan tersebut digarap oleh pemerintah dan kini telah dilimpahkan kepada PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dengan kata lain ASDP yang akan meneruskan pembangunan dermaga dan segala fasilitasnya.
“Sebelumnya sempat terhambat, ASDP tidak berani meneruskan pembangunan karena masih belum diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), tapi sekarang sudah selesai proses audit dan pembangunan bisa diteruskan,†imbuh Khoiri.
Dia menambahkan pengusaha angkutan penyebrangan berharap ASDP nantinya bisa lebih fokus dalam pengelolaan pelabuhan meski memiliki tanggung jawab untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur pelabuhan.
Editor : Rahmat Wibisono
Baca Juga
- Sebagian Penumpang Kapal Yunicee Tidak Terdaftar di Manifes
- Sedih! Gadis Ini Jadi Korban Meninggal KMP Yunicee Karam, Rencananya Menikah Bulan Depan
- KMP Yunicee Tenggelam di Selat Bali, 7 Orang Meninggal dan 6 Orang Masih Dicari
- KMP Yunicee Tenggelam di Selat Bali Angkut 41 Penumpang dan 15 ABK
- Tenggelam di Perairan Gilimanuk, KMP Yunicee Bawa Penumpang dari Ketapang ke Gilimanuk
- KMP Yunicee Tenggelam di Selat Bali Selasa Malam
- Waterspout Muncul di Selat Bali, Begini Penjelasan BMKG Terkait Fenomena Alam Itu
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.