KISAH PENJAGA MAKAM : Pria Ini Dapat Isyarat Gaib Melalui Sebuah Mimpi, Apakah Itu?

Kisah penjaga makam tak jarang menarik perhatian masyarakat. Salah satunya seperti yang dialami pria ini.
Madiunpos.com, PONOROGO – Saidi, demikian nama penjaga makam Astana Srandil Ponorogo. Pria 63 tahun memiliki setumpuk kisah mistis selama menjadi juru kunci permakaman Desa Srandil, Kecamatan Jambon, Ponorogo.
Salah satu kisah mistis yang ia alami ialah saat menjaga makam keluarga Ndoro Tondo, salah seorang Adipati di Sumoroto yang terkenal sakti mandraguna. Kepada Madiun Pos, Saidi mengaku mendapatkan isyarat gaib melalui sebuah mimpi.
Suatu malam, ia dikejutkan oleh kedatangan Raden Mertokusumodan. Sosok tersebut tiba-tiba menemuinya dan mengajaknya naik ke area permakam yang berada di atas bukit. Raden Mertokusumodan lantas memintanya untuk mengantarkan Mbah Sarmadi, juru kunci sebelumnya untuk pulang ke rumah.
Dalam mimpinya itu, ia menyaksikan Mbah Sarmadi nampak sakit. Wajahnya tak lagi berseri dan hilang kekuatan tubuhnya.
Begitu tiba di rumah Mbah Sarmadi, ia melihat cahaya sangat terang dari depan rumah itu. Ia pun melangkah mendekat. Ternyata, cahaya terang itu menjelma sosok Ndoro Hadi Kusumo.
Saidi terkesima setengah tak percaya. Kejadian itu tak berlangsung lama. Namun, sebelum menghilang, Ndoro Hadi Kusumo memberinya sebuah azimat berupa Rokok Pecut.
Saidi seketika terbangun seusai menerima azimat itu. Dan begitu terkejutnya dia ketika melihat kantongnya ternyata sudah terselip Rokok Pecut seperti dalam mimpinya itu.
“Opo iso nek gak ke impinan sik. Wahyu kok kui,†kata Saidi yang mengaku masih menyimpan azimat itu sampai sekarang.
Diutarakanlah mimpi itu kepada Mbah Sarmadi. Ia menangkap itu sebagai isyarat bahwa tugas dia sebagai juru kunci segera berakhir dan akan dilanjutkan oleh Saidi.
Saidi yang kala itu masih menjadi modin desa menolak tugas itu. Namun, kehendak takdir seolah tak bisa ditolak. Beberapa waktu kemudian, Saidi dinobatkan sebagai penjaga makam leluhur seiring dengan memburuknya kondisi kesehatan Mbah Sarmadi.
Kini, Saidi-lah penjaga makam Bukit Srandil. Tugas itu membutuhkan keluwesan. Dia juga harus mulai membiasakan naik-turun bukit mengantarkan peziarah. “Dadi kuncen iku yo kudu sabar,†ujar mantan Modin Desa Srandil ini. (Fuad Arrahman/JIBI/Madiunpos.com)
Editor : Aries Susanto
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.