LEBARAN 2017 : Jasa Tukar Uang Marak, Warga Ngawi Dimintai Waspadai Upal

LEBARAN 2017 : Jasa Tukar Uang Marak, Warga Ngawi Dimintai Waspadai Upal Ilustrasi penukaran uang baru (Burhan Aris Nugraha/Solopos/Dok.)

    Lebarann 2017, Polres Ngawi mewaspadai peredaran upal.

    Madiunpos.com, NGAWI -- Masyarakat Kabupaten Ngawi diminta mewaspadai peredaran uang palsu (upal) seiring tingginya permintaan uang pecahan kecil (UPK) baru untuk kebutuhan Lebaran 2017.

    Kapolres Ngawi AKBP Nyoman Budiarja mengatakan imbauan mewaspadai uang palsu tersebut diwujudkan dengan melakukan sidak ke sejumlah penyedia jasa penukaran uang baru yang marak di Kabupaten Ngawi.

    Salah satu jasa penukaran uang yang disidak adalah di sekitar kawasan Alun-Alun Ngawi. Satu per satu tiap bendel uang pecahan baru mulai dari pecahan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000 hingga Rp20.000 diperiksa Kapolres bersama timnya untuk mengetahui keasliannya.

    "Pemeriksaan ini dilakukan guna menekan peredaran uang palsu yang rawan terjadi menjelang Lebaran. Saya meminta warga berhati-hati dan jeli saat melakukan penukaran di jasa penukaran uang yang ada di pinggir jalan," ujar Nyoman kepada wartawan di Ngawi, Sabtu (10/6/2017).

    Ia meminya warga segera melapor ke polisi jika menemukan uang palsu saat menukar di penyedia jasa penukaran uang yang ada di tepi jalan. Guna menghindari uang palsu tersebut, warga juga dianjurkan untuk melakukan penukaran uang di tempat resmi atau bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.

    Salah seorang penyedia jasa penukaran uang di kawasan Alun-Alun Ngawi, Madyo, memastikan uang pecahan kecil yang disediakannya asli. "Saya jamin ini uang asli. Saya menukarkannya sendiri di Bank Indonesia Solo. Kalau masyarakat ragu bisa dicek di hologramnya yang sulit dipalsu," kata Madyo.

    Dia mengaku mengambil upah jasa sebesar Rp10.000 untuk setiap penukaran uang per Rp100.000 berbagai pecahan. Rata-rata per hari ia bisa melayani penukaran hingga jutaan rupiah.

    Semakin mendekati Lebaran, jasa penukaran uangnya semakin ramai. Jasa yang disediakan tersebut dimanfaatkan oleh warga yang malas mengantre di bank-bank yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia sebagai tempat penukaran uang.

    Untuk mempersempit gerak oknum yang ingin melakukan kejahatan mengedarkan uang palsu, kepolisian setempat juga menyiagakan personelnya dengan menggunakan pakaian preman. Mereka akan disiagakan di titik-titik lokasi yang dianggap rawan.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.