LONGSOR PONOROGO : Longsor di Banaran Timbun Puluhan Rumah, Begini Penjelasan PVMBG

LONGSOR PONOROGO : Longsor di Banaran Timbun Puluhan Rumah, Begini Penjelasan PVMBG Kondisi rumah yang roboh akibat longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Sabtu (1/4/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos,com)

    Longsor Ponorogo, PVMBG menyebut ladang jahe di bukit menjadi salah satu penyebab longsor di Banaran.

    Madiunpos.com, PONOROGO — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Nasional (PVMBG) menyebut ladang jahe di bukit menjadi salah satu penyebab bukit di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, longsor hingga menimbun puluhan rumah pada Sabtu (1/4/2017) lalu.

    Hampir seluruh tanah di bukit Desa Banaran disulap warga menjadi ladang jahe. Ketua Tim Penanggulangan Bencana Tanah Longsor PVMBG, Heri Purnomo, mengatakan seharusnya bukit tidak boleh diubah menjadi ladang atau sawah. Perubahan fungsi tanah tersebut membuat kondisi tanah tidak stabil.

    Dia menuturkan rehabilitasi lahan di perbukitan Desa Banaran harus segera dilakukan supaya tidak terjadi peristiwa serupa. Lahan yang kini menjadi ladang jahe bisa ditanami tanaman keras seperti durian, nangka, dan lainnya.

    “Tidak boleh untuk ladang. Kalau dibiarkan bisa longsor lagi,” kata dia kepada wartawan di lokasi bencana tanah longsor, Senin (3/4/2017). (Baca: Volume Tanah Longsor di Banaran Mencapai 80.000 Kubik)

    Heri menyampaikan setelah mengelilingi bukit di Desa Banaran masih ada warga yang mencari rumput di dekat lokasi bencana. Padahal, itu sangat membahayakan karena longsor susulan masih bisa terjadi lagi.

    Dari hasil kajian yang dilakukan tim, kata Heri, seluruh perbukitan di lokasi longsor itu masuk zona merah. Artinya, seluruh kawasan itu rawan bencana longsor dan warga diminta menjauhi lokasi tersebut.

    Dia menganggap Pemkab Ponorogo sudah tanggap dalam mendeteksi bencana alam ini karena sebelumnya warga di dekat bukit telah diminta mengungsi. Beberapa hari sebelum longsor terjadi, terdengar suara gemuruh di dalam tanah.

    Suara gemuruh di dalam tanah itu muncul akibat gesekan di dalam tanah namun tidak tampak dari luar. “Pada saat malam hari terdengar suara seperti gesekan di dalam tanah tersebut. Meski tidak terlihat dari luar, tetapi di dalam sudah bergeser,” jelas dia.

    Lebih lanjut, dia mengimbau warga yang berada di dekat lokasi bencana tak mendekati lokasi yang sudah mengalami retakan. Hal ini karena tanah tersebut sudah jenuh air dan mudah longsor.

     



    Editor : Suharsih

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.