LONGSOR PONOROGO : Mengharukan, Ini Kisah Sogol Menyelamatkan Diri dari Terjangan Longsor

LONGSOR PONOROGO : Mengharukan, Ini Kisah Sogol Menyelamatkan Diri dari Terjangan Longsor Anggota tim SAR gabungan melihat kondisi tanah di sektor A yang mengalami longsor dan material longsoran menerjang di sektor B, sektor C, dan sektor D hingga membuat sebuah alat berat di sektor D tertimbun, 5 unit sepeda motor tertimbun, dan satu mobil pengangkut anjing pelacak terjebak di material longsoran, Minggu (9/4/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Longsor Ponorogo, Sogol sempat peringatkan bapaknya sebelum tanah longsor menerjang Desa Banaran.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, yang menimbun 28 orang, Sabtu (1/4/2017) pagi, menyisakan kesedihan bagi keluarga korban. Salah satunya Sogol Purnomo, 29, yang kehilangan bapaknya, Katemun, dan kerabatnya Poniran dan Suprapti.

    Ditemui di atas timbunan tanah longsor yang menimbun bapak dan rumahnya di lokasi longsor sektor A, Minggu (9/4/2017) siang, Sogol bercerita mengenai detik-detik peristiwa tanah longsor itu terjadi.

    Sebelum kejadian berlangsung, Sabtu (1/4/2017) sekitar pukul 07.00 WIB, Sogol bersiap untuk mencari rumput di hutan. Sedangkan saat itu bapaknya, Katemun sedang memanen jahe di ladang bersama sembilan orang lainnya. Sedangkan ibunya, serta istrinya, Mistri, 24, dan anaknya Frandiska Afdilah, 3 sedang berada di rumah.

    Sebelum mencari rumput, Sogol mengaku sempat mengampiri dan memperingatkan bapaknya untuk tidak beraktivitas di ladang lantaran ancaman bahaya tanah longsor bisa kapan saja terjadi. Namun, Katemun tidak memperhatikan peringatan anaknya itu dan terus memanen jahe di ladang.

    Setelah itu, Sogol pun langsung pulang ke rumah untuk berganti pakaian dan mencari rumput di hutan. Tiba-tiba terdengar suara seperti akar tercerabut dengan getaran yang cukup kencang dari arah bukit.

    Sogol yang berada di dalam rumah langsung mengajak lari istri, ibu, dan anaknya ke lokasi yang lebih tinggi. Dalam waktu hitungan menit, rumahnya terlibas material tanah.

    "Saya berlari bersama istri, ibu, dan anak saya ke atas mengikuti jalan. Saya sudah ga bisa berpikir apa-apa, langsung lari menyelamatkan diri," kata dia.

    Jarak antara tempat ia menyelamatkan diri dan material longsoran hanya berjarak sekitar 10 meter. Sehingga, telat sebentar saja dalam berlari, ia beserta istri dan anak bisa ikut menjadi korban.

    Sogol menceritakan saat peristiwa itu terjadi, ia melihat ada tiga tetangganya yaitu Siam, Situn, dan Maryono yang sedang membersihkan jahe di jalan kampung. Saat tanah dari bukit longsor, tiga orang itu sempat berlari dan berteriak meminta tolong.

    Namun, sebelum mendapatkan lokasi yang aman ketiga tetangganya itu dilibas material longsoran dan lenyap seketika. "Saya tidak melihat kondisi terakhir bapak, karena saat itu lokasi bapak kan di ladang jaraknya cukup jauh. Jadi saya tidak bisa melihatnya. Tapi kalau tiga orang itu, saya sempat mendengar teriakannya dan kemudian hilang," terang Sogol.

    Dia menyampaikan sebenarnya saat itu, ia bersama istri, anak, dan ibunya hendak berkemas untuk mengungsi ke tempat tetangga yang lebih aman. Biasanya, ia mengungsi di rumah tetangga pada malam hari untuk istirahat dan pada pagi hari digunakan pulang ke rumah dengan ganti pakaian serta menyiapkan bekal untuk mengungsi.

    "Rumah kami dan rumah orang tua semuanya rusak dan tertimbun longsoran. Saat ini kami bertempat tinggal di rumah saudara," kata dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.