Mahasiswa ITS Olah Kulit Mangga Jadi Bahan Antikarat
Karya inovasi kembali dihasilkan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Tiga mahasiswa dari Departemen Kimia ITS Surabaya berhasil memanfaatkan kulit buah mangga sebagai bahan pencegah korosi pada kaleng makanan. Ketiga mahasiswa tersebut yakni Ahnaf, Hafildatur Rosyidah, dan Dwi Jayanti Putri di bawah bimbingan Harmami.

<p><strong>Madiunpos.com, SURABAYA</strong> -- Karya inovasi <a title="ITS Surabaya Bikin Alarm Peringatan Dini untuk Kapal" href="http://madiun.solopos.com/read/20180713/516/927591/its-surabaya-bikin-alarm-peringatan-dini-untuk-kapal">kembali dihasilkan</a> di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Tiga mahasiswa dari Departemen Kimia ITS Surabaya berhasil memanfaatkan kulit buah mangga sebagai bahan pencegah korosi pada kaleng makanan.</p><p>Ketiga mahasiswa tersebut yakni Ahnaf, Hafildatur Rosyidah, dan Dwi Jayanti Putri di bawah bimbingan Harmami.</p><p>Berdasarkan siaran pers yang diterima <em>Bisnis/JIBI</em>, Rabu (11/7/2018), Ahnaf mengatakan korosi kerap menjadi permasalahan utama bagi setiap industri, khususnya pada industri makanan kaleng.</p><p>"Nah korosi atau terbentuknya endapan cokelat yang menempel pada logam akan berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak karena korosi itu mengandung senyawa logam berat yang dapat merusak sel dan jaringan pada tubuh makhluk hidup," jelasnya.</p><p>Mengetahui hal tersebut, para mahasiswa ini mencoba menggunakan kulit mangga <a title="Inspiratif, Mahasiswa ITS Surabaya Bikin Baterai Gel dari Tomat" href="http://madiun.solopos.com/read/20180710/516/927158/inspiratif-mahasiswa-its-surabaya-bikin-baterai-gel-dari-tomat">sebagai bahan</a> pencegah korosi. Buah mangga selain mudah diperoleh di Indonesia, ternyata kulitnya mengandung senyawa antioksidan yang memiliki daya inhibisi (hambatan) untuk mencegah timbulnya korosi.</p><p>Dalam pembuatannya, kulit buah mangga terlebih dahulu dikeringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari, kemudian diblender menjadi bubuk dan diekstrak dengan metode refluks atau metode ektraksi cara panas (membutuhkan pemanasan pada prosesnya).</p><p>“Prinsip dari metode refluks tersebut yakni dengan melakukan pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pendinginan,” jelas Ahnaf.</p><p>Dalam penelitian mahasiswa <a title="ITS Dinyatakan Terpapar Radikalisme, Rektor: Kami Lihat Tenang-Tenang Saja" href="http://news.solopos.com/read/20180605/496/920600/its-dinyatakan-terpapar-radikalisme-rektor-kami-lihat-tenang-tenang-saja">ITS Surabaya</a> itu, sebanyak 75 gram kulit buah mangga menghasilkan 280 mililiter ekstrak atau bahan pencegah korosi. Kemudian, ekstrak tersebut dicampur ke dalam larutan korosif.</p><p>Larutan korosif dibuat dari larutan kimia natrium klorida, berguna sebagai uji korosi pada tin plate, jenis logam dari kaleng makanan. Logam <em>tin plate</em> diteliti oleh tim mengandung baja karbon yang terlapisi timah murni pada kedua sisinya.</p><p>"Kami telah membuktikan bahwa pencampuran ekstrak pencegah korosi saat proses pembuatan kaleng makanan mampu mencegah timbulnya korosi dan degradasi timah dari <em>tin plate</em>," katanya.</p><p>Hasilnya, menunjukan efisiensi inhibisi sebesar 80% atau kandungan timah dalam kaleng makanan tidak akan terjadi korosi dan degradasi selama pengemasan.</p><p>"Kami berharap inovasi ini bisa digunakan oleh industri makanan kaleng dan bermanfaat bagi masyarakat luas," imbuh Hafildatur.</p><p><strong>Silakan </strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong> dan </strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong> untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>
Editor : Rohmah Ermawati
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.