MAULID NABI MUHAMMAD : Koin Puluhan Juta Rupiah Ditebar di Madiun

MAULID NABI MUHAMMAD : Koin Puluhan Juta Rupiah Ditebar di Madiun Sebar udikan atau uang koin di RT 018/RW 007 Dusun Sukorejo, Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) dalam rangka perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW, Kamis (24/12/2015) siang. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

    Maulid Nabi Muhammad di RT 018/RW 007 Dusun Sukorejo, Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) dirayakan dengan cara unik.

    Madiunpos.com, MADIUN — Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di RT 018/RW 007 Dusun Sukorejo, Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim) dilakukan dengan cara yang unik. Keluarga keturunan Eyang Ali Mutohar sebagai tokoh pendiri Desa Kedondong melakukan sebar udikan atau uang koin hingga puluhan juta rupiah untuk diperebutkan warga dari berbagai daerah, Kamis (24/12/2015) pukul 11.30 WIB.

    Pantauan Madiunpos.com di lokasi, sebar udikan diikuti ratusan orang dari usia anak-anak hingga orang tua untuk berebut uang koin di halaman rumah tua peninggalan anak pertama Eyang Ali Mutohar. Agar tidak celaka atau menimbulkan korban, sejumlah perwakilan dari keluarga keturuan Eyang Ali Mutohar terjun di arena sebar udikan untuk memisahkan antara kelompok anak-anak dan orang dewasa atau orang tua. Anak-anak ditempatkan di bagian depan dan di samping kiri orang yang melempar uang koin. Sedangkan warga dewasa di samping kanan.

    Salah seorang keturunan keempat Eyang Ali Mutohar, Sudarmoko, 55, mengklaim tradisi sebar udikan atau rebutan uang koin dalam rangka perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW sudah dilakukan sejak ratusan tahun silam. Dia menyampaikan tradisi sebar udikan berawal dari niat Eyang Ali Mutohar beramal, namun dengan melemparkan uang koin agar menjadi rebutan.

    Sudarmoko mengatakan rebutan uang koin bisa dimaknai sebagai semangat masyarakat untuk tidak pantang menyerah dalam mencari rezeki atau berkah. Diakuinya, tradisi itu kemungkinan diadaptasi dari penyebaran udik-udik yang dilakukan raja Solo kepada rakyatnya.

    "Sebar udikan sudah menjadi tradisi sejak tahun 1700-an pada zaman Eyang Ali Mutohar yang mendapat tugas dari Keraton Solo untuk babat alas di wilayah yang kini menjadi Desa Kedondong. Kami hanya meneruskan tradisi Gerebek Mulud yang dibawa dari Keraton Solo. Tradisi sebar udikan yang juga dimeriahkan dengan rebutan gunungan berisi jajan dan uang ini akan coba terus kami gelar setiap perayaan Maulid Nabi," jelas Sudarmoko.

    Sebelum sebar udikan, acara Gerebek Mulud di Desa Kedondong terlebih dimeriahkan dengan aksi sebagian warga yang menabuh musik gembrong dengan melantunkan Selawat Nabi mulai pukul 09.00 WIB. Mereka terus memainkan musik hingga kegiatan sebar udikan selesai pukul 12.00 WIB. Selepas salat Zuhur, seluruh warga Desa Kedondong, khususnya yang berdomisili di Dusun Sukorejo menggelar selamatan dengan makan bersama di sekitar rumah tua peninggalan Eyang Ali Mutohar.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
    KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

     



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.