ORMAS GAFATAR : Pemprov Jatim Fasilitasi Kepulangan “Orang Hilang”

ORMAS GAFATAR : Pemprov Jatim Fasilitasi Kepulangan “Orang Hilang” Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

    Ormas Gafatar mengirimkan sejumlah mantan anggota ke Kalimantan setelah dibubarkan.

    Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen memfasilitasi kepulangan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Kalimantan Barat. Ratusan orang yang kini bermukim di Kalimantan dan sempat gencar disebut sebagai “orang hilang” itu menurut rencana dikembalikan ke daerahnya masing-masing.

    "Secara prinsip Pemprov memfasilitasi kepulangan mereka ke daerahnya begitu sudah tiba di Jawa Timur," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Rabu (20/1/2016).

    Berdasarkan informasi, ratusan warga Jatim yang pernah bergabung gerakan Gafatar akan dipulangkan ke Jatim oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Kendati demikian, Gubernur Soekarwo mengaku tidak tahu secara pasti berapa jumlah warga Jatim yang akan dipulangkan karena sekarang masih ada di Kalimantan Barat.\

    Tak Dimusuhi
    Pemprov, kata Pakde Karwo—sapaan akrab Soekarwo, sedang melakukan koordinasi dengan instansi terkait, seperti pemerintah kabupaten dan kota di Jatim terkait kepulangan, termasuk dengan Pemprov Kalbar yang mengetahui jumlahnya. "Selama ini baru mengetahui jumlah itu dari pemberitaan media massa, namun perinciannya masih akan dilakukan pendataan pasti," ucapnya.

    Sejak awal, lanjut dia, Pemprov Jatim bersiap bahwa mantan anggota ormas Gafatar yang sempat disebut “orang hilang” itu harus diarahkan ke ajaran yang benar, tidak kemudian di cap sebagai organisasi radikal yang harus dimusuhi.

    Karena itulah orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa membimbing mantan anggota ormas Gafatar yang sempat disebut “orang hilang” itu ke arah yang benar. Termasuk, katanya, yang datang dari agama lain.

    "Ini kewajiban kita bersama untuk membawa ke ajaran mereka masing masing secara benar, bukan untuk dimusuhi," katanya.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.