ORMAS GAFATAR : Warga Madiun Mendadak Laporkan Orang Hilang ke Polisi

ORMAS GAFATAR : Warga Madiun Mendadak Laporkan Orang Hilang ke Polisi Anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menggelar kegiatan bersih-bersih bersama sejumlah elemen masyarakat di Alun-Alun Caruban, Kabupaten Madiun, Jatim, Minggu (12/4/2015). (Facebook-Dpk Gafatar Madiun)

    Ormas Gafatar mendadak dipersoalkan warga Madiun ke polisi.

    Madiunpos.com, MADIUN — Sorotan serentak media massa Indonesia terhadap organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara membuat sejumlah warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur mendadak mendatangi kantor polisi. Mereka melaporkan adanya anggota keluarga yang menghilang beberapa waktu sebelumnya.

    Seperti diberitakan Madiunpos.com, ormas Gafatar yang rajin melakukan kegiatan sosial membubarkan diri setelah permohonan pendaftaran organisasi itu diabaikan Kementerian Dalam Negeri. Mantan anggotanya lalu memutuskan hijrah bersama-sama ke Kalimantan untuk membuka lahan dan bercocok tanam.

    Menyusul kabar tentang hilangnya dan kemudian ditemukannya dokter Rica Tri Handayani, ormas Gafatar justru ramai diberitakan. Konon, Rica turut serta dengan para mantan anggota Gafatar hijrah ke Kalimantan. Bersamaan dengan itu, Gafatar yang bukan ormas keagamaan itu pun diungkit-unkit asal usulnya. MUI misalnya, menyebut Gafatar yang bukan ormas Islam itu sebagai reinkarnasi Al Qiyadah Al Islam, paham Islam yang dianggap sesat.

    Heboh ormas Gafatar itu pun menular ke Kabupaten Madiun. Orang yang berbulan-bulan menghilang pun mendadak dilaporkan ke polisi. Sukiman, warga Kecamatan Mejayan, misalnya mendatangi Mapolres Madiun, Kamis (21/1/2016), demi menyatakan istri dan anaknya telah menghilang. Mereka diperkirakan Sukiman kini berada di Kalimantan.

    "Saya ingin melapor ke polisi bahwa istri dan anak saya dimungkinkan ikut Gafatar. Saya ingin polisi memastikan, apakah istri dan anak saya berada di penampungan Kalimantan bersama anggota Gafatar lainnya yang saat ini sedang didata oleh pemerintah dan polisi untuk dipulangkan ke daerah asal," ujar Sukiman kepada wartawan.

    Minta Dipulangkan
    Pihaknya berharap pemerintah dan polisi membantu proses pemulangan serta memberikan perlindungan kepada anggota keluarganya, sehingga anak dan istrinya dapat segera dipulangkan. Sementara itu, pihak Polres Madiun mengaku saat ini masih memeriksa dan melakukan pendataan para anggota keluarga yang dilaporkan hilang tersebut.

    "Saat ini kami masih melakukan pendataan. Selain itu, Polres Madiun juga terus berkoordinasi dengan Polda di Kalimantan untuk memastikan keberadaan anggota keluarga korban Gafatar asal Kabupaten Madiun," kata KBO Reskrim Polres Madiun, Iptu Suparman.

    Pihaknya juga melakukan pencocokan foto yang diperoleh dari keluarga yang merasa kehilangan anggota. Dimungkinkan, terdapat kesamaan identitas dari nama, alamat, dan foto yang diserahkan oleh Sukiman dan juga Slamet.

    Iptu Suparman mengaku, pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut tentang rencana pemulangan para pengikut organisasi Gafatar tersebut dari Kalimantan.

    25 Orang
    Sementara itu, Kepala Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun Agus Budi Wahyono mengatakan berdasarkan data yang diterima dari pemda setempat di Kalimantan, ada sekitar 20 hingga 25 orang warga Kabupaten Madiun yang berada di bedeng pendatang yang diindikasikan milik mantan aktivis ormas Gafatar.

    "Sekitar 25 orang tersebut, saat ini masih menunggu proses untuk dipulangkan pemerintah ke daerah asalnya," katanya. Mereka, menurut Agus Budi Wahyono, rata-rata merupakan warga Kecamatan Gemarang, Mejayan, Balerejo, dan Wungu.

    Dokumentasi anggota Gafatar berperan dalam aksi sosial bersih sungai yang digagas Koramil Nlames, Madiun. (Facebook.com)
    Dokumentasi anggota Gafatar berperan dalam aksi sosial bersih sungai yang digagas Koramil Nglames, Madiun. (Facebook.com)

    Lebih lanjut, pejabat yang pemerintah daerahnya pada masa lalu pernah bergandengan tangan dengan Gafatar dalam gerakan sosial pelestarian lingkungan hidup itu mendadak menyeru kepada masyarakat agar waspada tergadap penyebaran paham radikal yang dapat merusak agama dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, Kamis, Agus mengimbau warga Kabupaten Madiun agar segera melapor ke kantor desa, polsek, ataupun koramil terdekat jika ada komunitas dan kegiatan yang mencurigakan. Berdasarkan catatan Madiunpos.com, Gafatar sebelum membubarkan diri, terbilang berhubungan cukup mesra dengan Koramil Nglames, Madiun.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
    KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.