Kategori: News

Pemkab Kediri Melarang Penambangan Pasir di Sungai Ngobo

Aktivitas penambangan pasir di Sungai Ngobo Kediri dilarang.

Madiunpos.com, KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri melarang aktivitas penambangan pasir di area Sungai Ngobo, Kecamatan Puncu, Kediri, karena dinilai membahayakan.

"Kami tidak mengizinkan penambangan itu. Belajar dari kejadian ini, terlebih lagi saat ini memasuki penghujan yang bisa memicu tanah longsor, kami berharap tidak melakukan penambangan," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Randy Agata di Kediri, Sabtu (17/2/2018).

Pihaknya mengimbau pada warga yang menambang pasir agar menghentikan aktivitas mereka. Walaupun dengan cara manual, proses pencarian pasir dilakukan dengan membuat lubang-lubang di dalam tanah, mengambil pasir.

Kondisi itu, kata dia, sangat berbahaya, baik untuk penambang pasir itu sendiri maupun untuk orang lain. Hal itu terbukti dengan musibah tebing longsor di area sungai itu yang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan empat orang lainnya luka-luka terkena tanah longsor, yang terjadi pada Jumat (16/2/2018).

BPBD, tambah dia, juga sudah memasang papan imbauan rawan longsor di area sungai itu. Bahkan, dari Satpol PP Kabupaten Kediri juga sudah sering melakukan razia penambangan pasir, tapi nyatanya warga tetap menambang pasir.

"Terkait pemasangan sebenarnya dari BPBD sudah ada papan imbauan ketika mau masuk aliran sungai itu bahaya, rawan lahar hujan. Bahkan, dari teman-teman satpol juga penertiban dan operasi, tapi dengan wilayah yang luas, keterbatasan personel tidak mungkin bisa mengawasi seluruhnya," katanya.

Lebih lanjut, Randy juga mengatakan BPBD Kabupaten Kediri telah menutup serangkaian pencarian para korban tebing longsor. Satu korban yang sebelumnya sempat dicari, sudah berhasil ditemukan. Ia adalah Sunarji, 39, warga Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Ia ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Dengan ditemukannnya korban, total terdapat empat warga yang meninggal dunia. Mereka adalah seorang sopir serta penambang pasir tradisional. Selain itu, juga terdapat empat warga lainnya yang menderita luka-luka dan dirawat intensif di rumah sakit.

"Korban terakhir, atas nama Sunarji telah berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia," kata Randy.

Di Kabupaten Kediri, banyak terdapat titik yang dimanfaatkan warga untuk menambang pasir sisa material erupsi Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut). Pasir dari gunung kelud juga disukai warga, salah satunya karena kualitas diklaim bagus. Lokasi penambangan banyak di sekitar aliran lahar.

Rohmah Ermawati

Dipublikasikan oleh
Rohmah Ermawati

Berita Terkini

Komitmen Jalankan Transformasi Digital, Pegadaian Catat Lebih dari 10 Juta Transaksi Digital pada Semester Pertama 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian mencatatkan pencapaian monumental dalam perjalanan transformasi digitalnya dengan berhasil membukukan… Read More

3 hari ago

Jangan Lewatkan, Pegadaian Galeri 24 Bagi–Bagi Emas Gratis di PRJ JIEXPO Kemayoran

Madiunpos.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar PRJ… Read More

7 hari ago

Inovasi Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas

Madiunpos.com, JAKARTA – Bagi yang akrab dengan dunia investasi, tentu sudah tidak asing dengan Tabungan… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Raih The Most Innovative dan The Best CEO Future Finance Awards 2025

Esposin, JAKARTA – PT Pegadaian memborong dua penghargaan pada malam penganugerahan Innovative Future Finance Awards… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Kembali Raih Predikat The Best Company to Work For in Asia untuk Ketujuh Kalinya

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali dinobatkan sebagai Best Company to Work For in Asia… Read More

2 minggu ago

Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah Catat Pertumbuhan Tertinggi Nasional pada Tahun 2025

Madiunpos.com, BANJARMASIN – PT Pegadaian Area Kalimantan Selatan dan Tengah, di bawah naungan Kanwil IV… Read More

2 minggu ago

This website uses cookies.