PENANGKARAN SATWA : Belasan Merak Ditangkarkan di Kantor Pemkab Ponorogo

PENANGKARAN SATWA : Belasan Merak Ditangkarkan di Kantor Pemkab Ponorogo Kasubag Humas Pemkab Ponorogo, Setyo Budiono, menunjukkan penangkaran burung merak di belakang rumah dinas bupati Ponorogo, Senin (2/5/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Penangkaran satwa yakni merak dilakukan Pemkab Ponorogo di belakang rumah dinas bupati.

    Madiunpos.com, PONOROGO — Kompleks perkantoran Pemkab Ponorogo tidak hanya dijadikan sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga dimanfaatkan untuk tempat penangkaran merak. Saat ini ada belasan merak yang berada di penangkaran setempat.

    Lokasi penangkaran merak berada di belakang persis rumah dinas Bupati Ponorogo yang berada di kompleks kantor Pemkab.

    Sehingga, warga jarang mengetahui keberadaan penangkaran merak itu. Lokasinya yang berada di kompleks perkantoran membuat tempat penangkaran itu jarang dikunjungi warga.

    Di belakang rumah dinas bupati itu, ada lahan sekitar setengah hektare yang dimanfaatkan sebagai taman dengan berbagai jenis tanaman. Di lokasi itu ada kandang dengan ukuran besar yang menampung belasan ekor merak.

    Di dalam kandang itu, juga terdapat berbagai pohon yang membuat suasana di dalam kandang terlihat rindang dan sejuk. Di taman itu juga terdapat beberapa hewan lain, seperti ayam kalkun, ayam kampung, ayam kate, burung gagak, dan lainnya.

    Kasubag Humas Pemkab Ponorogo, Setyo Budiono, mengatakan penangkaran merak tersebut digagas oleh Bupati Ponorogo Markum Singodimedjo sekitar tahun 2000.

    Pada saat itu, penangkaran merak berada di depan rumah dinas, sehingga bisa dilihat dan dinikmati warga yang berkunjung ke kantor Pemkab. Selain burung merak, pada saat itu juga ada belasan rusa yang dilepas di kompleks perkantoran itu.

    Namun, pada perkembangannya, hewan-hewan tersebut dipindahkan ke sejumlah tempat penangkaran dan sebagian ada yang mati. Sedangkan untuk merak, sebagian dipindahkan ke belakang rumah dinas dan sebagian lagi dipindah ke Ngebel.

    Budi menyampaikan alasan merak dijadikan sebagai objek penangkaran karena Ponorogo merupakan wilayah yang terkenal dengan kesenian reog. Dan dadak merak yang menjadi salah satu unsur penting dalam kesenian itu terbuat dari merak.

    Sehingga, untuk menjaga kelestarian alam dan menjaga populasi merak, harus dilakukan dengan penangkaran merak.

    “Burung merak itu kan sangat penting dalam kesenian reog. Sebenarnya dalam penangkaran ini bertujuan warga tidak hanya membunuh burung merak untuk kebutuhan reog, tetapi memiliki kewajiban untuk menjaga populasi burung merak supaya tidak punah,” jelas dia kepada Madiunpos.com, Senin (2/5/2016).

    Alasan lainnya, ia menyebut, supaya merak tidak stres karena selalu dikunjungi orang. Ketika merak dalam kondisi stres tentu akan membuat proses perkembangbiakan akan terganggu.

    “Burung merak ini bisa bertelur, tetapi tidak bisa menetas. Hal ini karena mereka stres, karena terlalu banyak dikunjungi orang. Untuk itu, penangkaran dipindah ke tempat yang agak sunyi,” ujar Budi.

    Menurut Budi, meskipun berada di belakang rumah dinas bupati, penangkaran burung merak itu terbuka untuk umum. Namun, pengunjung memang cukup dibatasi, mengingat ruangannya tidak terlalu luas dan itu merupakan tempat perkantoran.

    “Masyarakat boleh masuk dan melihat burung merak di penangkaran, tetapi karena posisinya di belakang rumah bupati, sehingga harus izin petugas keamanan terlebih dahulu,” kata dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.