Pengawas UNBK dan USBN Diancam Sanksi Kalau Bocorkan Soal

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Madiun, Rusdiyanto, mengancam akan memberikan sanksi tegas bagi pengawas UNBK dan USBN yang melakukan kecurangan.

Pengawas UNBK dan USBN Diancam Sanksi Kalau Bocorkan Soal Ilustrasi ujian nasional berbasis komputer (UNBK). (Antara)

    Madiunpos.com, MADIUN – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Madiun, Rusdiyanto, mengancam akan memberikan sanksi tegas bagi pengawas UNBK dan USBN yang melakukan kecurangan. Dia berharap pendidik maupun pengawas ujian untuk tidak membocorkan soal kepada peserta ujian.

    Kegiatan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) tingkat SMP dan SD akan dilaksanakan pada tanggal 22-25 April 2019. Dalam pelaksanaan ujian itu, jumlah pengawas yang akan mengawasi jalannya ujian ada sebanyak 810 orang.

    Rusdiyanto mengatakan untuk pengawas UNBK tingkat SMP ada sebanyak 286 orang. Sedangkan pengawas USBN tingkat SD jumlah pengawasnya ada 524 orang.

    Dia menegaskan kejujuran harus benar-benar diimplementasikan para guru pengawas ini. Sebagai tenaga pendidik, pengawas ujian harus mengedepankan profesionalisme.

    Sekda menuturkan saat ini banyak kecurangan dalam pelaksanaan ujian. Salah satu kerawanannya yaitu soal ujian yang bocor. Menurut dia, adanya kebocoran soal ini karena adanya ego sentris pihak sekolah supaya anak didiknya tampil sebagai yang terbaik.

    "Untuk mengantisipasi kecurangan itu, kami mengamanatkan kepada para tenaga pendidik yang terlibat dalam ujian nasional untuk membuat pakta integritas. Harapannya tidak muncul permasalahan di kemudian hari," jelas dia seusai memberikan arahan kepada pengawas ujian tingkat SD dan SMP di Aula Asrama Haji Kota Madiun, Kamis (18/4/2019).

    Dia menegaskan akan mengambil tindakan tegas saat ada kecurangan. Apabila ada pengawas atau tenaga pendidik yang terlibat dalam melakukan kecuranhan akan diberi sanksi mulai dari kedisiplinan pegawai tingkat rendah, sedang, dan tinggi.

    “Kepercayaan kewenangan penyelenggaraan dari pemerintah pusat ini harus terus dijaga dan ditingkatkan. Kecurangan mencederai semangat kejujuran. Selian itu keberhsilan pendidikan menjadi bias ketika tahapan ujian tercederai," ujar dia.

    Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Heru Wasana, menuturkan setiap sekolah harus menyiapkan petugas pengawas ruangan, proktor, dan teknisi. Proktor bertugas untuk mengoperatori server UNBK.

    Sedangkan teknisi diperbantukan jika terjadi gangguan teknis seperti komputer mati, jaringan klien tidak terhubung ke server, dan lainnya.

    "Persiapan UNBK dan USBN sudah jauh-jauh hari. Mulai dari materi, sarana prasarana, dan pemantapan SDM pengawas ujian sekolah. Untuk sarpras semua peserta terfasilitasi komputer sesuai jumlah peserta," ujar dia.

    Peserta ujian jenjang SMP diikuti 24 sekolah dengan 3.271 siswa dan jenjang MTS diikuti 465 siswa. Sedangkan jenjang SD diikuti 70 sekolah dengan 2.774 siswa dan jenjang MI diikuti 14 sekolah dengan 965 siswa. 



    Editor : Septina Arifiani

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.