Pengrajin Kelobot Ponorogo Kesulitan Mencari Bahan Baku, Ini Sebabnya

Pengrajin Kelobot Ponorogo Kesulitan Mencari Bahan Baku, Ini Sebabnya Pengrajin menjemur kelobot di Desa Bancangan, Sambit, Kabupaten Ponorogo, Minggu (25/2/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

    Pengrajin kelobot Ponorogo kesulitan mendapatkan bahan baku dagung muda.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Bahan baku kelobot, pembungkus rokok dari daun jagung, tak tersedia sepanjang tahun. Hal itu mengakibatkan pengrajin kelobot di Ponorogo kesulitan menjaga konsistensi produksi.

    Salah seorang pengrajin kelobot di Desa Bajang, Kecamatan Sambit, Ponorogo, Larto Subagio, Minggu (25/2/2018), mengatakan bahan baku didapat dari sejumlah wilayah di Ponorogo, antara lain Kecamatan Jambon, Sambit, dan Sawoo.

    "Bahan baku kelobot tidak selalu tersedia sepanjang tahun, sehingga sering kekurangan bahan untuk diproses menjadi kelobot yang siap untuk bungkus rokok," kata Larto di Ponorogo.

    Selain bahan baku, lanjut Larto, kondisi cuaca yang sering mendung dan hujan di wilayah Ponorogo mengakibatkan proses pengeringan menjadi lambat.

    "Pada saat musim kemarau, pengeringan cukup sekitar satu jam. Namun dengan kondisi cuaca mendung dan sering hujan seperti ini, bisa lebih dari tiga jam. Kalau proses pengeringan tidak bagus, maka bisa memengaruhi kualitas kelobot," kata Larto.

    Larto menambahkan jika bahan baku selalu tersedia, dirinya bersama keluarga dan pekerja tentu mampu memproses daun jagung berapapun banyaknya menjadi kelobot masak pembungkus rokok.

    Dalam sepekan, dia mengaku rata-rata menjual 700 hingga 800 bundel kelobot ke sejumlah pabrik rokok di Ponorogo dan Madiun, Jawa Timur, dengan harga Rp7.000 perbundel. Setiap bundel berisi antara 400 hingga 500 lembar kelobot.

    Larto menjelaskan saat ini kebutuhan kelobot untuk memenuhi permintaan pabrik rokok kelobot masih cukup tinggi.

    "Berapapun banyaknya kelobot yang kita produksi, pabrik rokok siap menampung. Karena kebutuhan kelobot masih cukup tinggi. Saya yakin, dalam waktu sepuluh tahun ke depan, masih ada pabrik rokok yang memproduksi rokok kelobot," ujarnya.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.