Pengusaha Restoran di Ponorogo Keluarkan Rp2 Juta/hari untuk Beli Cabai

Pengusaha Restoran di Ponorogo Keluarkan Rp2 Juta/hari untuk Beli Cabai Salah satu karyawan Warung Makan Bu Parti Ponorogo, membersihkan cabai untuk memasak menu garang asem, Kamis (12/1/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

    Pengusaha warung makan di Ponorogo mengaku keuntungan berkurang karena harga cabai melambung tinggi.

    Madiunpos.com, PONOROGO -- Harga cabai yang melambung tinggi hingga mencapai Rp100.000/kg membuat sejumlah pengusaha warung makan di Ponorogo harus memutar otak supaya tidak merugi. Namun, keuntungan pengusaha warung makan tetap berkurang hingga 50% pada saat kenaikan harga cabai.

    Kenaikan harga cabai ini sangat berpengaruh kepada pengusaha makanan, khususnya warung makan yang memiliki menu makanan pedas. Salah satunya yaitu di Rumah Makan Bu Parti, Desa Ngasinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Di rumah makan yang menyajikan menu berupa garang asam dan kuliner pedas lainnya dalam sehari bisa menghabiskan cabai hingga 20 kg.

    Pemilik RM Bu Parti, Larsi, mengatakan kenaikan harga cabai yang melambung tinggi hingga Rp100.000/kg sangat dirasakan oleh pengusaha makanan. Dia mengaku dalam sehari bisa menghabiskan cabai sebanyak 20 kg untuk menu garang asem. Sehingga dalam sehari dibutuhkan uang senilai Rp2 juta untuk membeli cabai.

    Larsi mengatakan untuk membuat menu garang asem dibutuhkan cabai rawit segar dengan kuah santan yang juga dicampur dengan sambal. "Mau tidak mau harus membeli banyak cabai karena itu menjadi kebutuhan. Garang asem kalau tidak pedas ya kurang enak," jelas dia, Kamis (12/1/2017).

    Larsi menyampaikan dalam sehari bisa memproduksi 130 bungkus garang asem. Dia mengaku pada saat ini keuntungannya berkurang hingga 50% sejak ada kenaikan harga cabai yang mencapai Rp100.000/kg.

    Dia mengaku tidak bisa mengurangi kebutuhan cabai dan menaikkan harga jual garang asem. "Kalau dulu harga cabai masih di bawah Rp50.000 keuntungan bisa maksimal, tapi sekarang ya berkurang. Karena tidak mungkinkan kalau mengurangi cabai karena pengaruhnya di rasa," ujar dia.

    Seorang penjual bakso keliling, Suparman, mengatakan sejak kenaikan harga cabai pihaknya mencampur cabai segar dengan cabai kering. Hal ini supaya tidak membebani biaya produksi untuk sambal bakso.

    "Kalau tidak dicampur dengan cabai kering ya bisa bangkrut, karena untuk membuat sambalnya sudah mencapai ratusan ribu. Kalau menaikkan harga juga sulit," kata dia.



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.