PENUKARAN UANG: Pengunjung Money Changer Madiun Tak Lagi Ramai

PENUKARAN UANG: Pengunjung Money Changer Madiun Tak Lagi Ramai Direktur PT Thariq Jaya, Nevi Iswahyuni, saat memberikan keterangan mengenai tren penukaran uang Madiun setelah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai menguat di Kantornya, Jl. Kapuas No. 71, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jatim, Jumat (11/12/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

    Penukaran uang Madiun mulai sepi transaksi seiring menguat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

    Madiunpos.com, MADIUN – Tempat penukaran valuta asing (valas) atau money changer di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim) mulai sepi pengunjung.

    Direktur PT Thariq Jaya, Nevi Iswahyuni, mengatakan pengunjung tempat penukaran valas sempat membeludak saat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami tekanan hingga tembus di level Rp14.000/US$, Agustus 2015. Namun, menurut dia, kondisi tersebut tidak bertahan lama setelah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali turun hingga kini terpantau Rp13.800/US$.

    “Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat tinggi begitu menarik perhatian banyak pemegang dolar. Masyarakat yang menginvestasikan rupiah dalam bentuk dolar mamadati tempat penukaran valas,” kata Nevi Iswahyuni yang menjadi dikrektur perusahaan jasa penukaran valas di Jl. Kapuas No. 71, Kecamatan Taman, Kota Madiun kepada Madiunpos.com, Jumat (11/12/2015).

    Nevi Iswahyuni menyampaikan penukaran mata uang asing pada bulan Agustus 2015 memang tergolong cukup tinggi. Dia mengaku menjadi pihak yang mendapat keuntungan cukup besar dari dampak anjloknya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang-mata uang asing, seperti dolar AS, euro, dolar Australia dan lain-lain.

    “Kurs nilai tukar rupiah yang anjlok akan menguntungkan sebagian masyarakat yang menginvestasikan rupiah dalam bentuk dolar, termasuk para pengusaha valas. Namun, kondisi tersebut tentu tidak baik bagi masyarakat umum,” ujar Nevi Iswahyuni.

    Kendati mendapat keuntungan yang berlipat ganda sebagai imbas dari semakin anjloknya nilai rupiah, Nevi Iswahyuni mengaku tetap prihatin. Masyarakat biasa merasakan dampak yang menyulitkan. Seperti semakin mahalnya kebutuhan pokok serta menyakitka bagi usaha kecil dan menengah yang mengandalkan bahan baku dari import.

    “Rupiah yang anjlok ini akan merugikan masyarakat kecil. Sementara pengusaha vallas tentu untung karena omzet meningkat dengan semakin tingginya transaksi penukaran valas. Saat ini penukaran valas di Madiun cenderung mulai stabil sepi setelah pada Agustus lalu meningkat drastis,” jelas Nevi Iswahyuni menerangkan jasa penukaran uang Madiun.

     

    KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
    KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.