Kategori: News

Perilaku Masyarakat Madiun Berubah saat PPKM, Apa Saja Perubahannya?

Madiunpos.com, MADIUN -- Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari satu tahun benar-benar membuat kehidupan manusia berubah dari sebelumnya. Banyak perubahan perilaku manusia, khususnya masyarakat di Kota Madiun.

Untuk merekam perubahan-perubahan perilaku masyarakat itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun melakukan Survei Perilaku Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19 (SPMPMPC-19). Survei ini dilakukan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Seperti diketahui, pada awal Juli 2021, pemerintah mengambil kebijakan itu untuk menekan angka kasus Covid-19 yang mengalami peningkatan.

“Dalam survei ini responden sebanyak 1.666 warga Kota Madiun. Survei ini menggunakan rancangan non-probability sampling disebarkan secara berantai,” kata Kepala BPS Kota Madiun, Dwi Yuhenny, Senin (9/8/2021).

Survei yang dilakukan dalam tempo waktu mulai tanggal 13 hingga 20 Juli 2021 merekam perubahan-perubahan perilaku masyarakat di Kota Madiun, khususnya selama masa survei berlangsung. Jika pada awal pandemi corona banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan, untuk saat ini sudah ada perubahan perilaku.

Tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan selama sepekan terakhir terutama saat di luar rumah menunjukkan 92,26% memakai satu masker, 72,63% memakai masker dengan dua lapis, 83,55% cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, jaga jarak minimal 2 meter sebanyak 78,75% responden, dan 86,97% responden mengaku mematuhi menghindari kerumunan.

Pelaku Penculikan Pengusaha Jakarta Ternyata Rekan Bisnis Korban

Para responden juga menunjukkan bahwa selama PPKM Darurat berlangsung, mereka mengurangi mobilitas di luar rumah sebanyak 84,63%, menjaga sirkuliasi udara 89,98%, menjaga etika batuk sebanyak 83,91%, dan meningkatkan imunitas sebanyak 92,50%.

Selama masa pandemi Covid-19, sebanyak 34,09% masyarakat Kota Madiun tidak pernah melakukan tes Covid-19, 22,51% pernah melakukan tes Covid-19 sekali, dan 43,40% melakukan tes Covid-19 lebih dari sekali.

Selama PPKM Darurat berlangsung, masyarakat terbukti mengurangi perjalanan kelur rumah atau mobilitas. Responden yang tidak melakukan perjalanan keluar rumah pada saat PPKM Darurat sebanyak 49,4%, padahal sebelum aturan itu diberlakukan responden sering keluar rumah dengan angka 32,7%.

Sedangkan untuk alat transportasi yang digunakan selama masa PPKM Darurat bagi responden yang melakukan perjalanan yakni dengan sepeda motor 86,24%, mobil 38,67%, kereta api 1,78%, angkutan umum online 1,30%.

2 Bocah Curi Uang Rp102 Juta Milik Panti Asuhan di Madiun

PPKM Darurat membuat aktivitas masyarakat di dalam rumah lebih banyak. Mayoritas responden menganggap hal itu sebagai hal yang biasa saja yakni 38,1%. Sedangkan 34,2% dari total responden mengaku sangat jenuh dan 23,7% mengaku sangat jenuh.

Perasaan emosi responden selama sepekan terakhir dalam masa PPKM Darurat mengaku biasa saja, bagi responden laki-laki sebanyak 67,3% dan responden perempuan 63,2%. Menjadi sering cemas, responden laki-laki 20,3% dan responden perempuan 27,5%. Memiliki rasa takut berlebihan, responden laki-laki 4,2% dan responden perempuan 3,3%.

Sedangkan bantuan yang diharapkan responden saat pembatasan mobilitas yakni bantuan sembako 47,24%, bantuan obat dan pengawasan kesehatan 39,74%, bantuan uang tunai 35,83%, penyediaan internet dan sambungan gratis 30,73%.

Ada Perbaikan Lintasan KA di Madiun, Magetan, dan Ngawi, Pengguna Jalan Diminta Lebih Hati-Hati

Dwi menuturkan hasil survei ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat kepatuhan responden terhadap protokol kesehatan relatif baik. Meski demikian, responden menganggap bahwa lingkungan sekitarnya relatif lebih abai terhadap protokol kesehatan. Melihat kondisi itu, sebagian besar responden merasa tidak suka dan memberi teguran yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dalam hal mematuhi protokol kesehatan.

“Dalam hal vaksinasi, responden yang telah divaksin mengaku atas kesadaran pribadi untuk menjaga kesehatan. Untuk responden yang belum divaksin, alasan paling dominan adalah menunggu kesempatan, meskipun ada responden yang takut efek samping dan efektivitas vaksin,” jelas dia.

PPKM terbukti efektif membatasi kegiatan masyarakat. Dwi mengatakan selama PPKM kesulitan terbesar yang dialami responden adalah mendapatkan alat-alat kesehatan. Meski demikian, ketercukupan terhadap kebutuhan sembako masih menjadi harapan tertinggi jika PPKM diperpanjang.

Abdul Jalil

Berita Terkini

Juara Microsoft Excel World Championship Indonesia, Tim Pegadaian Siap Berlaga di E-Sport Edutainment Dunia

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian menorehkan prestasi gemilang dengan menyabet seluruh gelar juara di Microsoft… Read More

1 hari ago

Pegadaian Serahkan Hibah Sistem Teknologi Daur Ulang Air Hujan dan Air Wudu untuk Masjid Salman ITB

Madiunpos.com, BANDUNG — Komitmen Pegadaian terhadap lingkungan berkelanjutan di lingkungan kampus dan tempat ibadah semakin… Read More

5 hari ago

Beri Layanan Sepenuh Hati, Contact Center Pegadaian Borong Penghargaan di Ajang ICCA 2025

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Contact Center Association… Read More

6 hari ago

Pegadaian Raih Kembali Sertifikat ISO 22301:2019, Wujud Komitmen Terhadap Standar Operasional Global

Madiunpos.com, JAKARTA-PT Pegadaian kembali membuktikan komitmennya terhadap standar operasional global, dengan sukses meraih kembali sertifikat… Read More

1 minggu ago

Permintaan Emas Melonjak, Galeri 24 Pastikan Stok Emas Batangan Tersedia di Semua Outlet

Madiunpos.com, JAKARTA – PT Pegadaian melalui anak usahanya Galeri 24 siap penuhi kebutuhan masyarakat dalam… Read More

1 minggu ago

Bagi-bagi Rezeki! Pegadaian Umumkan 450 Pemenang Badai Emas 2025 Periode 1

Madiunpos.com, JAKARTA - PT Pegadaian kembali menggelar pengundian program loyalitas tahunannya, Badai Emas Pegadaian 2025.… Read More

1 minggu ago

This website uses cookies.