Peternak Ayam Blitar Menjerit Jagung untuk Pakan Langka dan Mahal
Kalangan peternak ayam di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengeluhkan ketersediaan jagung sebagai salah satu satu bahan untuk pakan ternak. Saat ini, terjadi kelangkaan jagung sehingga harganya di pasaran menjadi lebih mahal. Harga jagung di tingkat konsumen kini naik drastis menjadi Rp5.200 sampai Rp5.300 per kilogram, padahal biasanya di bawah harga tersebut.

Madiunpos.com, BLITAR -- Kalangan peternak ayam di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengeluhkan ketersediaan jagung sebagai salah satu satu bahan untuk pakan ternak. Saat ini, terjadi kelangkaan jagung sehingga harganya di pasaran menjadi lebih mahal.
Harga jagung di tingkat konsumen kini naik drastis menjadi Rp5.200 sampai Rp5.300 per kilogram, padahal biasanya di bawah harga tersebut. Hal itu memberatkan para peternak ayam di Kabupaten Blitar, padahal kebutuhan pakan jagung juga relatif sangat tinggi hingga sekitar 1.500 ton per hari.
"Kami peternak seluruh Blitar Raya menuntut keberadaan pakan jagung. Pemerintah harus menyediakan jagung cukup dengan harga wajar," kata Ketua Koperasi Peternak Blitar Raya Sukarman di Kabupaten Blitar, Senin (15/10/2018).
Pada Senin, para peternak ayam di Kabupaten Blitar mengadakan aksi damai menuntut keberadaan pasokan jagung untuk kebutuhan pakan ternak ayam mereka. Aksi itu dilakukan di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Blitar.
Aksi itu berjalan dengan tertib dan lancar. Para pengunjuk rasa menyampaikan aspirasinya di halaman Pemkab Blitar. Mereka juga membawa berbagai macam poster yang isinya tuntutan aksi. Walaupun mendapatkan kawalan ketat dari aparat, aksi tetap berjalan dengan tertib dan lancar.
Lebih lanjut, Sukarman mengaku sempat mendengar dan membaca kabar di media bahwa jagung dari Indonesia diekspor. Padahal, di Kabupaten Blitar para peternak justru sangat membutuhkan untuk kebutuhan pakan ternak.
Ia bersama para peternak ayam lainnya kini berburu jagung hingga ke luar daerah, namun pasokan yang ada juga sangat terbatas. Pasokan yang ada hanya untuk sekitar dua pekan, padahal jagung sangat dibutuhkan.
Sukarman membeberkan para peternak ayam terkadang juga menyiasati kelangkaan jagung dan menggantinya dengan nasi aking, yakni nasi yang sudah dikeringkan, sebagai salah satu bahan baku untuk pakan ternak. Namun, pakan itu tidak bisa menggantikan kandungan gizi di jagung.
"Kalau stok jagung kosong, menggunakan bahan baku lain, misalnya nasi aking. Tapi, ini menjadikan produksi jelek, telur juga kurang baik," katanya.
Sukarman mengatakan saat ini produksi telur ayam di Kabupaten Blitar masih belum terdampak dengan serius akibat kelangkaan jagung tersebut. Namun, jika dibiarkan akibatnya akan menurunkan produksi telur ayam para peternak.
"Jika terus seperti ini, otomatis merugikan peternakan ayam dan ternak menjadi kurang produktif lagi. Kami berharap,1-2 pekan ini pakan jagung harus ada di Blitar, dengan harga wajar sesuai dengan aturan kementerian perdagangan," kata dia.
Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah penghasil telur terbesar di Jatim, dengan jumlah ayam petelur 15.170.000 ekor dan produksi mencapai 151.931 ton telur. Dengan angka tersebut, Blitar mampu menyuplai 70 persen kebutuhan telur Jawa Timur dan 30 % permintaan nasional.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Blitar juga sudah membuat nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) di Balairung, Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, pada Juli 2019, yang ditindaklanjuti berupa perjanjian kerja sama oleh badan usaha milik daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang dan Koperasi Putera Blitar secara business to business (B to B).
Pemkab Blitar menyiapkan 200.000 ton telur ayam untuk dikirim ke DKI Jakarta.
Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya
Editor : Rohmah Ermawati
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.