Politikus Gerindra Menilai LRT Tak Efektif dan Habiskan Anggaran

Anggota DPR RI dari Komisi V, Bambang Haryo, menilai kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek tidak efektif menjadi angkutan massal. Pemerintah juga dinilai menghambur-hamburkan anggaran atas proyek bernilai triliuan rupiah itu.

Politikus Gerindra Menilai LRT Tak Efektif dan Habiskan Anggaran Anggota DPR RI dari Komisi V, Bambang Haryo, Jumat (5/7/2019). (Madiunpos.com-Abdul Jalil)

    Madiunpos.com, MADIUN -- Anggota DPR RI dari Komisi V, Bambang Haryo, menilai kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek tidak efektif menjadi angkutan massal. Pemerintah juga dinilai menghambur-hamburkan anggaran atas proyek bernilai triliuan rupiah itu.

    Bambang menegaskan pembangunan LRT Jabodebek yang menghabiskan anggaran senilai sekitar Rp30 triliun tersebut saat ini masih proses. Bahkan untuk prasarana seperti stasiun maupun depo kereta juga belum siap sama sekali.

    "Sudahlah kita jangan lagi buat LRT. Banyak menghabiskan anggaran masyarakat, anggaran negara," kata dia seusai mengunjungi PT Industri Kereta Api (Inka) di Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (5/7/2019).

    Politikus Partai Gerindra ini membandingkan kapasitas LRT dibandingkan dengan kereta komuter yang saat ini sudah beroperasi di Jakarta.

    Jumlah gerbong LRT yang dibeli PT KAI yaitu ada sebanyak 186 unit. Dari seluruh gerbong itu hanya mampu menampung sekitar 140.000 orang/hari. Sedangkan kereta komuter dengan jumlah gerbong 50 unit bisa mengangkut penumpang hingga 1,2 juta/hari.

    "Jadi lebih banyak kereta komuter kapasitasnya. Padahal jurusannya sama Jakarta-Bogor. Itu data dari Kemenhub," ujarnya.

    Padahal, kata dia, anggaran untuk proyek LRT Jabodebek ini mencapai Rp30 triliun. Sedangkan pengadaan 50 kereta komuter hanya membutuhkan anggaran Rp3 triliun.

    Dia juga khawatir LRT Jabodebek yang rencananya tahun 2021 bisa beroperasi itu ditinggal masyarakat seperti LRT Palembang. Padahal tujuan utama pembangunan LRT ini untuk menjadikan angkutan massal yang efektif.

    Menurutnya pemerintah harus lebih banyak membangun kereta berbasis rel dibandingkan LRT. Apalagi biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan prasarana LRT sangat mahal.

    Lebih lanjut, dia menegaskan supaya prasarana seperti depo dan stasiun LRT segera diselesaikan. Jangan sampai saat kereta LRT buatan Inka sudah selesai dan siap kirim, depo atau tempat menyimpan kereta tidak ada.

    Data dari PT Inka, saat ini progres pembuatan kereta LRT Jabodebek sudah mencapai 44,3%. Untuk nilai kontrak yang disepakati yaitu sekitar Rp3,9 triliun. Jumlah kereta LRT yang dipesan yakni 31 trainset atau 186 kereta.

    Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya



    Editor : Rohmah Ermawati

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.