Dinkes Tulungagung Temukan 4 Makanan Mengandung Zat Berbahaya
Dalam uji sampel ditemukan empat makanan positif mengandung zat berbahaya, di antaranya dua jenis kerupuk puli dan pasir, usus goreng, dan olahan kulit sapi atau cecek.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG - Dinkes Tulungagung melakukan uji sampel puluhan makanan yang dijual para pedagang kali lima. Hasilnya, ditemukan empat jenis makanan mengandung zat berbahaya.
Kasi Perbekalan dan Farmasi Dinas Kesehatan Tulungagung, Masduki, mengatakan uji sampel 31 jenis makanan itu diambil dari beberapa pusat penjualan takjil buka puasa. Seperti di Kelurahan Jepun, Kepatihan, dan Gendingan.
"Ini merupakan sebagai pelaksanaan tugas pokok kami sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan PP 86 Tahun 2019 Tentang Keamanan Pangan. Dinas Kesehatan harus mengawal mutu keamanan pangan," kata Masduki, Jumat (16/4/2021).
Soal Royalti Lagu, PN Surabaya Tolak Gugatan Rhoma Irama Rp1 Miliar
Seluruh sampel yang diambil, selanjutnya dilakukan pengujian cepat oleh tim Dinkes Tulungagung. Hasilnya ditemukan empat makanan yang positif mengandung zat berbahaya. Di antaranya dua jenis kerupuk puli dan pasir, usus goreng, dan olahan kulit sapi atau cecek.
"Kerupuk puli tadi positif mengandung boraks. Kerupuk goreng pasir mengandung rodhamin B, usus dan cecek positif mengandung formalin," ujarnya.
Bahan-bahan berbahaya tersebut seharusnya tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Sebab dapat membahayakan tubuh dalam jangka panjang.
Bubuk Petasan Meledak di Jombang, Peracik Meninggal dan Ibu Terluka Bakar
Pedagang Dibina
"Salah satu kerupuk ada izin PIRT tapi diproduksi di Blitar. Bahan berbahaya seperti ini, meskipun sedikit tidak boleh digunakan untuk makanan," ujarnya.
Masduki menambahkan terkait temuan itu Dinkes Tulungagung akan memberikan pembinaan terhadap para pedagang, maupun produsen makanan yang kedapatan menggunakan bahan berbahaya.
"Di sisi lain kami harus mendorong usaha kecil untuk tumbuh kembali. Tapi tidak boleh mengabaikan aspek kesehatan. Jadi ya lebih ke pembinaan," jelasnya.
Geger Biaya Pemakaman di Ponorogo Rp5 Juta Sampai Sekda Turun Tangan, Begini Ceritanya
Uji sampel makanan pada Ramadan dinilai penting. Sebab saat ini daya beli masyarakat cukup tinggi. Selain itu jumlah pedagang makanan mengalami peningkatan tajam.
"Ini Bulan Puasa, demand masyarakat tinggi terhadap makanan, maka kami pastikan produk-produk itu aman dan layak dikonsumsi," pungkasnya.
Editor : Haryono Wahyudiyanto
Baca Juga
- Rekomendasi Tempat Bukber Enak di Jogja, Tempat Mewah Menu Wah
- Salat Id di Kota Madiun Bisa Digelar dengan Prokes dan Syarat Ketat
- Wow, Songkok dari Pelepah Pohon Pisang Buatan Warga Ngawi Menasional
- Berpacaran Pakai Seragam Sekolah di Area Makam, Sejoli Terekam Kamera CCTV
- Zat Berbahaya Ditemukan Dalam Makanan di Pasar Takjil Trenggalek
- Jasa Penukaran Uang di Lamongan Buka Lebih Awal
- Peziarah Ramai Ngalap Berkah Ramadan di Makam Sunan Bonang
0 Komentar
Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.