UJIAN NASIONAL 2015 : 584 Sekolah Gelar UN CBT, Jatim Terbanyak Se-Indonesia

UJIAN NASIONAL 2015 : 584 Sekolah Gelar UN CBT, Jatim Terbanyak Se-Indonesia Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri) dan Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf (kanan) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SMAN 5 Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2015). Sidak tersebut dilakukan guna melihat secara langsung kesiapan ujian nasional berbasis komputer (computer based test/CBT) yang dilaksanakan di sekolah tersebut. (JIBI/Solopos/Antara/Didik Suhartono)

    Ujian Nasional 2015 di Jatim ternyata melibatkan paling banyak sekolah.

    Madiunpos.com, MALANG — Sebanyak 584 sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah sederajat di Jawa Timur menggelar Ujian Nasional (UN) 2015 berbasis komputer atau computer base test (CBT). Jumlah itu menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan sekolah penyelenggara UN CBT terbanyak tahun 2015 ini.

    Kepala Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sumarno mengatakan UN 2015 berlangsung sejak Senin (13/4/2015) hingga sepekan ke depan. “Wilayah Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah sekolah terbanyak yang menyelenggarakan UN berbasis CBT tahun ini,” kata Sumarno, Senin (13/4/2015).

    Berdasarkan catatan yang didata 20 Maret 2015, sekitar 150 SMA penyelenggara UN CBT berada di wilayah Jawa Timur, mulai dari Surabaya, Malang, Madiun, Lamongan, Gresik, Kediri, Tuban, Jombang, Bojonegoro, Pasuruan, Banyuwangi, Situbondo hingga Bangkalan.

    Antusias CBT
    Diakui Sumarno, Jawa Timur tergolong antusias dalam menyambut ujian berbasis komputer itu. Hal itu ditandai dengan banyaknya pengajuan dari sekolah. Namun, setelah diverifikasi ada beberapa sekolah yang tidak memenuhi persaratan.

    Jawa Timur banyak yang lolos karena dinilai memenuhi persyaratan, terutama dalam hal jaringan listrik dan komputer serta tenaga teknis. Sejumlah hal yang dinilai saat verifikasi antara lain ketersediaan komputer dengan perbandingan satu komputer minimal untuk tiga siswa.

    “Termasuk ketersediaan bandwith dan pasokan listrik serta ketersediaan tenaga teknisi dan pengawas saat ujian berlangsung,” jelas dia.

    Sosialisasi Mepet
    Pihaknya optimistis jumlah sekolah yang mengajukan CBT bisa jadi lebih banyak jika sosialisasi dilakukan dengan masa yang cukup. Sosialisasi sendiri diakui tergolong mepet pelaksanaannya.

    Kalau sosialisasi tidak mepet tentunya akan lebih banyak sekolah yang mendaftar. Program berbasis komputer sedang digalakkan karena nantinya diharapkan program ini bisa memangkas berbagai biaya yang harus dikeluarkan saat melangsungkan ujian berbasis kertas.

    “Ujungnya adalah penghematan anggaran mulai dari pengadaan kertas, biaya pengiriman soal sampai pengamanan pada soal. Memang anggaran akan berat di awal, namun untuk jangka panjang akan menghemat anggaran serta mencegah terjadinya kecurangan seperti mencontek,” ujarnya.

    Pinjam Laptop
    Meski demikian, jika ada sekolah yang meminjam laptop kepada siswanya saat UN 2015 hal itu juga tidak masalah. Asalkan tidak mengganggu dan siswanya rela dipinjam, jadi tidak masalah.

    Nantinya untuk membantu pengadaan komputer, Kementrian Pendidikan akan mengajukan bantuan anggaran sarana komputer lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) di masing-masing kota dan kabupaten.

    “Tahun depan rencananya ada bantuan anggaran menggunakan DAK masing-masing kota dan kabupaten.  Namun rencana tersebut masih akan diajukan ke DPR apakah nantinya akan disetujui atau tidak,” tambah dia.



    Editor : Rahmat Wibisono

    Get the amazing news right in your inbox

    Berita Terpopuler

    0 Komentar

    Belum ada komentar, jadilah yang pertama untuk menanggapi berita ini.

    Komentar Ditutup.